Suara.com - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyampaikan permintaan maaf atas tregedi Halloween mematikan di Itaewon, Seoul, serta berjanji akan mengusut kasus ini hingga tuntas.
Al Jazeera mengabarkan permintaan maaf itu disampaikan pada Senin (7/11) dalam sebuah pertemuan yang membahas aturan keselamatan yang ada di negara itu.
“Saya tidak berani membandingkan diri saya dengan para orang tua yang kehilangan putra dan putri mereka, tetapi sebagai presiden yang seharusnya melindungi kehidupan dan keselamatan rakyat, hati saya hancur,” ujar Presiden Yoon.
Sebanyak 156 orang meninggal dunia akibat berdesakan saat merayakan Halloween di distrik Itaewon yang terletak di ibu kota Seoul. Sebagian besar korban adalah wanita dan warga berusia 20-30 tahun.
"Saya sangat menyesal dan meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan, yang mengalami tragedi yang tak tergambarkan, serta kepada orang-orang yang berbagi rasa sakit dan kesedihan ini,” lanjut sang presiden.
Selain menewaskan ratusan orang, tragedi yang terjadi pada 29 Oktober itu juga melukai setidaknya 197 orang.
Kepolisian turut menghadapi kritik keras dari publik terkait respons mereka atas kejadian itu. Menurut laporan, lembaga tersebut hanya menerjunkan sebanyak 137 personel meskipun memperkirakan sebanyak 100.000 orang akan berkumpul di daerah itu.
Pekan lalu, transkrip dari beberapa panggilan darurat yang dibuat beberapa jam sebelum kejadian menunjukkan bahwa masyarakat telah memperingatkan polisi mengenai adanya potensi kerumunan dan meminta upaya intervensi agar segera dilakukan.
Sebanyak 11 laporan pertama masuk sekitar empat jam sebelum tragedi, di mana salah satu pelapor mengatakan dirinya merasa takut “tergencet hingga mati” dan meminta polisi untuk mengendalikan kerumunan.
Setelah sebelumnya menyalahkan manajemen kerumunan dan regulasi keamanan di negara itu, Presiden Yoon kemudian mengkritik pihak kepolisian menyusul laporan mengenai transkrip panggilan telepon tersebut.
Ia berjanji akan merombak sistem manajemen keselamatan nasional, melakukan penyelidikan menyeluruh, dan memastikan pihak-pihak yang terlibat bertanggung jawab atas kejadian itu.
“Secara khusus, reformasi ekstensif diperlukan dalam pekerjaan kepolisian, yang krusial untuk mengantisipasi bahaya dan mencegah kecelakaan, guna melindungi keselamatan masyarakat,” kata Yoon.
Sebelumnya, Komisaris jenderal Badan Kepolisian Nasional Korsel, Yoon Hee Keun, mengakui pada Selasa (1/11) bahwa para petugas tidak menangani panggilan darurat secara efektif sebelum tragedi itu terjadi.
"Saya merasakan tanggung jawab yang berat sebagai kepala salah satu kantor pemerintah terkait," kata Yoon dalam konferensi pers. "Polisi akan melakukan yang terbaik untuk mencegah tragedi seperti ini terulang."