Bukan NasDem, Pengamat Politik Prediksi PAN dan PPP Terancam Tak Akan Lolos Ambang Batas Parlemen

Senin, 07 November 2022 | 10:51 WIB
Bukan NasDem, Pengamat Politik Prediksi PAN dan PPP Terancam Tak Akan Lolos Ambang Batas Parlemen
Refly Harun ikut menghadiri aksi 411 massa pendukung Rizieq Shihab yang menuntut Presiden Jokowi mundur. (Suara.com/Yaumal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik sekaligus ahli hukum tata negara Refly Harun memprediksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak akan lolos ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold.

Bukan NasDem, PAN dan PPP justru yang terancam tidak akan lolos ambang batas parlemen.

Hal ini lantaran dua partai yang telah ber-DNA mendukung sosok 'kanan' tampaknya malah akan mendukung sosok 'kiri', yaitu Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) dalam Pilpres 2024.

"Kalau dia mendukung sosok kiri maka PAN dan PPP terancam tidak akan lolos Parliamentary Threshold. Jadi bukan NasDem yang terancam tidak lolos Parliamentary Threshold, tapi PAN dan PPP," ujar Refly dalam unggahan kanal YouTube-nya pada Senin (7/11/22).

Lebih jelas, Refly menyebut bahwa PPP lebih berpotensi tidak akan lolos Parliamentary Threshold ketimbang PAN.

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan

Ia lantas memberi saran jika PPP tidak ingin terancam tidak lolos Parliamentary Threshold, PPP harus mendukung sosok yang memberikan coattail effect kepada partainya.

"Jadi kalau seandainya PPP mau dia kembali ke dia harus dukung calon yang kira-kira memberikan coattail effect," lanjut Refly.

Menurut Refly, Ganjar tidak akan memberikan coattail effect kepada PPP. Sosok Anies Baswedan dinilai lebih memberikan effect tersebut kepada PPP.

"Ganjar tidak akan memberikan coattail effect kepada PPP," terang Refly.

Baca Juga: Sesuaikan Inflasi, Segini Besaran UMP Jateng yang Disetujui Ganjar

KIB Tak Mau Tergesa-gesa Usung Capres

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI