Suara.com - PDI Perjuangan masih menimbang-nimbang nama yang akan diajukan sebagai bakal calon presiden 2024. Namun sejauh ini ada dua nama kader yang paling sering disebut, yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Secara elektabilitas, Ganjar diketahui lebih unggul daripada Puan. Namun internal partai disebut-sebut lebih memilih mengajukan Puan.
Hal ini turut menjadi sorotan banyak pihak, termasuk akademisi sekaligus filsuf Rocky Gerung. Namun Rocky tampaknya tak ingin huru-hara pemilihan Ganjar atau Puan diperpanjang lagi sehingga menyampaikan usul yang cukup tidak terduga.
Tidak main-main, Rocky menyebut sebaiknya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saja lah yang maju sebagai calon dari partai banteng tersebut.
Awalnya, Rocky menilai sulit untuk PDIP menentukan calon yang mereka usung kendati memenuhi ambang batas presidential threshold 20 persen.
"Tidak ada satu pun partai, bahkan PDIP, yang mampu menerobos 20 persen yang mereka bikin sendiri. PDIP punya 20 persen itu, tapi dia calonnya nggak 20 persen, kan mesti itu paralel," jelas Rocky, dikutip Suara.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (5/11/2022).
"Saya kira yang benar, saya lihat di YouTube Anda, calonnya PDIP itu sebenarnya ibu Mega sendiri," jawab Karni yang langsung dibalas dengan tawa oleh Rocky.
"Ya memang itu mestinya kan," tegas Rocky. "Kan mestinya ibu Mega bilang 'Saya mau nantang Ganjar', selesai problem."
"Maka Pak Jokowi dengan terbirit-birit akan meminta maaf kepada Ibu Mega karena tahu pasti Ganjar kalah kan. Jadi cuma itu caranya, cara memenangkan partainya, (dengan) Ibu Mega bilang 'Saya mau maju' (maka) selesai problem. Semua partai selesai," sambungnya.
Rocky secara spesifik menyoroti PDIP yang seolah tak berkutik melawan keinginan politik Jokowi. Karena itulah, Rocky juga menyarankan supaya PDIP segera mengambil sikap tegas dengan mengusung Puan.
"Ini cuma soal keberanian PDIP untuk memastikan dia tetap tegak lurus dengan prinsip-prinsip Soekarnois. Saya usulkan Puan saja lah. Kalah? Pasti kalah, tetapi dia jujur dan dia punya harga diri untuk mengatakan, 'Demi partai, kami punya calon Puan Maharani. Walaupun dia kalah tapi kami pilih sendiri, bukan kami tukar tambahkan dengan Presiden Jokowi'," jelas Rocky.
Menurutnya PDIP harus berani mengambil langkah berbeda dengan partai-partai lain yang kini seolah harus meminta restu Jokowi untuk mencalonkan seseorang di Pemilihan Presiden 2024.
"Jadi kalau orang lain yang maju ya itu karena tukar tambah dengan Presiden Jokowi. Lalu di mana martabat, dignity dari partai itu?" ujar Rocky.
"Nggak apa-apa kalah, tapi dia bilang, 'Cuma kami yang mampu mengatakan kami punya kader. Kader kami memang belum mapan tapi kami punya'. Yang lain apa kadernya? Kadernya kan nunggu restu Jokowi. Itu yang kita tunggu dari Ibu Mega dan Soekarno punya watak seperti itu," pungkasnya.