Suara.com - Pengamat politik, Rocky Gerung, menyoroti kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo ke Mojokerto, Jawa Timur.
Pasalnya, kunker tersebut dilakukan tepat saat kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) melakukan unjuk rasa bertajuk Aksi 411 di kawasan Istana Merdeka.
Rocky menyebut jika kepergian Jokowi saat akan terjadi demo bukan sekali terjadi. Hal ini sudah berkali-kali terjadi. Masyarakat pun tentunya telah mencatat pola yang dilakukan oleh Jokowi dalam berpolitik.
"Beberapa kali itu, kalau satu kali itu kebetulan, kalau dua kali kebangetan, kalau tiga ketakutan. Lakukan sekali lagi kedunguan namanya," ujar Rocky seperti dikutip melalui kanal YouTube-nya Rocky Gerung Official pada Sabtu (5/11/22).
Baca Juga: Massa Aksi 411 Tuntut Presiden Jokowi Mundur, Dibalik Indahnya Menara Eiffel Paris
"Kan orang akhirnya catat pola Pak Jokowi bereaksi terhadap politik," imbuh Rocky.
Dalam dialognya, Rocky menyebutkan sikap yang begitu kontradiktif yang ditunjukan oleh Jokowi. Saat bertemu dengan relawan, Jokowi akan dengan tangan terbuka menerima kedatangannya.
Namun, berbeda ketika Jokowi menghadapi demonstrasi. Jokowi tampak enggan menyambut para demonstran dan justru meninggalkan Istana Merdeka.
"Kalau terhadap relawan Jokowi dia begitu senang gembira ada di dalam suasana lalu terbawa dalam gelak tawa lalu terlihat kalimatnya jadi berbunga-bunga. Itu kalau dengan relawan," tutur Rocky.
"Tapi kalau dengan demonstran, entah itu mahasiswa, guru, buruh apalagi, itu sepertinya nggak menyambutkan," lanjutnya.
Baca Juga: Massa GNPR yang Tuntut Jokowi Mundur Ricuh Diduga Disusupi Provokator, Ternyata Ribut Sesama Pendemo
Rocky lantas menyebutkan jika seharusnya Jokowi menghadapi secara langsung rakyat yang melakukan demonstrasi dan bukan malah bertolak ke Jawa Timur.
"Itu sebetulnya sejenis kepengecutan sebetulnya karena itu rakyat dia musti dia hadapi. Apapun yang disebut kalau 411 pasti warna muslim dan itu justru harus dihadapi oleh Pak Jokowi," kata Rocky.