Suara.com - Para terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J dan obstruction of justice beramai-ramai menyalahkan Ferdy Sambo. Para mantan anak buahnya mengaku cuma menjalankan perintah dari Sambo.
Hal ini memunculkan pertanyaan, sebenarnya seberapa berpengaruh Sambo sampai para anak buahnya menurut tanpa terkecuali?
Pertanyaan tersebut dijawab lewat kesaksian mantan Kanit I Satreskrim Polres Jakarta Selatan, AKP Rifaizal Samual. Bahkan saking takutnya, Rifaizal mengaku langsung melaksanakan perintah setelah mendapat perintah dari Sambo.
Awalnya Rifaizal ditanyai mengenai karakter Ridwan Rhekynellson Soplanit, termasuk apakah yang bersangkutan sosok yang tegas atau kerap meragu dalam mengambil keputusan.
"Tadi soalnya saudara mengatakan bahwa ada saksi Soplanit menjadi ragu-ragu. Itu apa yang mendasari penilaian Saudara?" tanya hakim, dikutip Suara.com pada Jumat (4/11/2022).
Rifaizal lantas menerangkan adanya pengaruh Sambo sampai mengakibatkan penyidik tidak bekerja maksimal. Termasuk Rifaizal yang sebelumnya sempat diminta Sambo untuk tidak mencecar Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu dengan dalih sudah melindungi keluarga.
"Ini menurut pendapat saya. Saat pelaporan itu saya sampaikan ini adalah perintah Pak Sambo. Jadi mungkin keraguan yang dihadapi beliau adalah yang memerintahkan adalah Kadiv Propam," tutur Rifaizal.
"Walaupun seorang Kadiv Propam apakah bisa melakukan intervensi dalam kegiatan itu?" tanya hakim lagi, masih berusaha mengorek relasi kuasa di antara Sambo dengan para bawahannya.
Di sinilah terungkap seberapa mengerikannya Sambo. Ia terdengar mengaitkannya dengan pangkat Sambo sebagai seorang inspektur jenderal polisi.
"Bintang dua di Polri ini banyak, Pak. Akan tetapi Kadiv Propam ini hanya satu, artinya memiliki kewenangan khusus terhadap polisi umum," terang Rifaizal.
"Jadi mohon izin dengan jujur di sini saya menjawab, saya pun ketika diperintahkan oleh beliau langsung melaksanakan," sambungnya.
Bukan hanya itu, Rifaizal juga menegaskan bahwa setiap saksi yang ditanyai telah meyakinkan penyidik soal adanya kegiatan tembak-menembak. Sehingga penyidik memercayai kabar tersebut.
"Tapi perintah pada saat itu yang saya tahu adalah perintah yang benar. Kejadian tembak-menembak pada saat itu adalah merupakan hal yang benar, karena seluruh saksi meyakinkan seluruh penyidik yang ada di TKP bahwa itu benar, peristiwa tembak-menembak," pungkasnya.