Suara.com - Setelah direvitalisasi, Taman Ismali Marzuki (TIM) menjadi lebih estetik dan modern. Termasuk Perpustakaan Jakarta yang punya banyak koleksi buku.
Kepala Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Wahyu Haryadi, mengatakan, ide awal wajah baru perpustakaan ini adalah bagian dari revitalisasi TIM.
“Isinya ikut dalam revitalisasi. Nah, rancangan revitalisasi itu oleh Dinas Kebudayaan, selaku pengelola Taman Ismail Marzuki ini, dikompetisikan. Yang memenangkan adalah Andra Matin. Dialah yang membangun dan mendesain perpustakaan ini menjadi seperti sekarang yang kita nikmati ini. Harapannya memang tidak hanya meningkatkan minat baca, tapi juga kualitas sumber daya manusia itu sendiri,” tuturnya.
Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta ini tak lagi sekadar menjadi tempat membaca, namun juga ruang ketiga --selain rumah dan kantor—yang nyaman. Selain berarsitektur modern, interiornya pun didominasi warna beton dan kayu nan hangat.
Baca Juga: Unhas Bentuk Tim Investigasi Usut Dugaan Pemaksaan Terhadap Profesor Agar Meluluskan Mahasiswa S3
Peletakan lampu, meja, sofa, dan tanaman membuat Perpustakaan Jakarta lebih nyaman. Banyak ruang eksplorasi yang mendorong masyarakat lebih leluasa membaca. Ada Ruang Baca Terbuka, Ruang Baca Privasi, atau Bilik Bermain Anak misalnya.
Banyak pula mahasiswa yang memanfaatkan perpustakaan yang terletak di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, ini untuk mengerjakan tugas. Salah satunya Sarah Monica Fauziah, 28 tahun.
"Saya datang ke sini untuk mengerjakan tugas kuliah, karena tempatnya nyaman banget," tuturnya.
Sarah mengungkapkan, alasannya mengerjakan tugas kuliah di perpustakaan ini karena tidak ada biaya masuk alias gratis. Selain itu, perpustakaan ini juga memiliki banyak koleksi, dari buku anak, agama, computer, hingga sastra. Tercatat sekitar 38.000 judul dan sedikitnya 190.000 eksemplar buku yang bisa dibaca pengunjung di sini.
Untuk berkunjung ke sini, pengunjung harus scan barcode di pintu masuk. Selanjutnya, para petugas akan mengarahkan pengunjung untuk masuk ke dalam perpustakaan. Ada sejumlah peraturan yang harus dipatuhi, misalnya tidak dibolehkan membawa tas ke ruang baca dan harus dititipkan di loker. Yang boleh dibawa hanya barang-barang berharga saja, seperti laptop, dompet, dan handphone.
Baca Juga: Sempat Diancam Teror Bom, Polisi Minta Penonton Konser NCT 127 di ICE BSD Tak Usah Panik
Jam operasional Perpustakaan Jakarta pukul 09.00-17.00 WIB. Perpustakaan ini juga menyediakan keanggotaan, non-anggota, hingga kunjungan rombongan secara gratis.
Kembalikan Fungsi Taman
Tak hanya perpusatakaan saja yang semakin estetik setelah TIM direvitalisasi. Taman Ismail Marzuki kini menjadi bangunan multifungsi atau mixed-use building yang dapat dimaksimalkan untuk bisa mengakomodasi semua ekspresi karya seni dan budaya bertaraf internasional, sebagai laboratorium, etalase, serta barometer seni. Atau dengan kata lain TIM sebagai Urban Art Center dan Creative Hub di Jakarta dan Indonesia”.
"Keberadaan TIM juga diharapkan dapat menjadi pusat kultural yang unggul dan landmark kota yang berkarakter," ucap Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Widi Amanasto.
Selain bangunannya didominasi material beton ekspos dan kayu, TIM kini juga lebih hijau, sesuai konsep pemenang sayembara desain revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang diadakan Pemprov DKI pada 2007. Konsep utamanya adalah mengembalikan fungsi taman, sehingga area hijau dan ruang terbuka publik diperluas serta dipisahkan dengan tempat parkir kendaraan.
"Skema desain revitalisasi TIM berusaha mengangkat jumlah ruang resapan dengan menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari semula hanya sebesar 11% kini menjadi 23% dari luas kawasan," jelasnya.
Bangunan Taman Ismail Marzuki mengadopsi pula budaya luhur Indonesia. Misalnya Gedung Ali Sadikin yang terdiri dari Perpustakaan Jakarta, Pusat Dokumentasi Sastra H. B. Jassin, Galeri Emeria Soenassa, Galeri S. Sudjojono, Wisma Seni, dan sebagainya, mengadaptasi arsitektur rumah panggung. Lantai dasarnya dibuat terbuka, seperti rumah panggung khas Indonesia. Terdapat pula taman berundak di lantai atas yang menyerupai terasering.
"Pada façade perforated Gedung Perpustakaan dan Wisma Seni, ada motif tumpal dari corak batik Betawi serta bentukan precast pada façade (wajah bangunan) yang terinspirasi dari tangga nada lagu Rayuan Pulau Kelapa ciptaan Ismail Marzuki," urainya.
Harapannya, revitalisasi TIM ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. Tidak hanya seniman, namun warga pun dapat menikmati Taman Ismail Marzuki. Warga dapat nongkrong bersama keluarga atau teman di arena pendidikan seperti Perpustakaan Jakarta dan Planetarium, hingga menikmati pameran seni, pertunjukan hiburan, serta seniman-seniman berlatih di TIM.