Suara.com - Pecatan TNI AD Ruslan Buton ikut aksi 411 yang digelar massa Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (4/11/2022).
Kehadirannya di tengah demonstrasi menjadi perhatian massa aksi. Dia beberapa terlihat diajak untuk berfoto.
Ruslan menggaku kehadiran pada aksi ini, inisiatifnya sendiri. Aksi 411 menurutnya bagian perjuangan rakyat.
"Tidak ada undangan khusus, hanya kita tahu bahwa 411 sebuah momentum perjuangan rakyat menegakan keadilan, perjuangan melawan kezaliman, menegakan keadilan," tegasnya saat ditemui wartawan.
Baca Juga: Aksi 411 di Patung Kuda, Lantunan Dzikir hingga Lagu Indonesia Raya Bergema
Di samping itu dia juga mengatakan sebagai anak bangsa dia merasa terpanggil untuk hadir.
"Sebagai anak bangsa yang cinta tanah air yang peduli dengan bangsanya yang tidak ingin bangsanya terjajah, pasti akan merasa terpanggil untuk hadir disini," ujarnya.
"Andaikan Jakarta bisa ditempuh dari berbagai penjuru dari seluruh rakyat Indonesia pasti orang-orang perduli dan prihatin akan terpanggil ke sini," sambungnya.
Namun terkait tuntutan massa yang meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ruslan tidak memberikan jawaban yang detail.
"Kalau dia tidak bisa tegakan, tidak bisa ngikutin, yang terbaik bagaimana," ujarnya dengan bertanya.
Baca Juga: Ratusan Massa Berkumpul di Patung Kuda, Berikut Tuntutan Aksi Demo 411
Untuk diketahui massa sudah berkumpul di depan Gedung PT Indosat usai salat Jumat. Massa GNPR mayoritas menggunakan pakaian serba putih serta membawa poster dan spanduk.
Salah satu tuntutannya meminta Jokowi mundur sebagai presiden. Tuntutan itu tertulis di spanduk besar yang mereka bawa.
Menantu Habib Rizieq Shihab (HRS), Habib Husein Alatas terlihat sudah hadir di lokasi. Dia bersama sejumlah peserta aksi duduk di atas tikar lalu melantunkan shalawat bersama-sama.
Habih Hanif Alatas tampak dijaga ketat oleh beberapa laskar berseragam putih. Beberapa peserta perempuan yang hadir di titik aksi terlihat pula duduk bersama di atas tikar.
Hingga kini aksi masih berlangsung. Beberapa petugas kepolisian berjaga di beberapa titik di sekitar Patung Kuda Arjuna.
Profil Ruslan Buton
Ruslan Buton lahir pada 4 Juli 1975 yang merupakan mantan perwira TNI. Ruslan Buton adalah mantan perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Kapten Infanteri. Ruslan sempat menjabat sebagai Komandan Kompi dan Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau, Maluku Utara.
Karier Ruslan Buton berakhir setelah terlibat dalam kasus pembunuhan seorang warga yang bernama La Gode pada 27 Oktober 2017. Diketahui La Gode merupakan petani cengkeh yang mencuri singkong parut sebanyak 5 kilogram atau harganya sekitar Rp 20 ribu. Setelah itu, La Gode ditahan di pos Satgas dan Ruslan beserta rekan-rekannya menjalankan penganiayaan kepadanya hingga dinyatakan meninggal dunia.
Ia ditangkap di Jalan Poros, Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Ruslan dipecat dari anggota TNI AD pada 6 Juni 2018 dan mendapatkan hukuman penjara 1 tahun 10 bulan dari Pengadilan Militer Ambon.
Pada tahun 2019, Ruslan mendirikan kelompok mantan prajurit TNI yang terdiri atas darat, laut dan udara yang bernama Serdadu Eks Trimatra Nusantara yang resmi dideklarasikan pada 25 Januari 2020 di Gedung Joang 45, Jakarta.