Profil Soeharto Sastrosoeyoso, Dokter Pencetus IDI Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 04 November 2022 | 15:31 WIB
Profil Soeharto Sastrosoeyoso, Dokter Pencetus IDI Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Profil Soeharto Sastrosoeyoso (Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama HR Soeharto Sastrosoeyoso tengah menjadi perbincangan hangat, lantaran masuk ke dalam daftar nama yang akan diberikan gelar pahlawan bangsa oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2022 mendatang. Apakah anda mengenal profil Soeharto Sastrosoeyoso?

Selain Soeharto, setidaknya ada tokoh lain yang akan mendapatkan gelar pahlawan dari Presiden Jokowi di antaranya adalah KGPAA Paku Alam VIII (DIY), R Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat), Salahuddin bin Talabuddin (Maluku Utara) dan Ahmad Sanusi (Jawa Barat). Sementara, HR Soeharto Sastrosoeyoso sendiri adalah dokter pribadi Presiden Soekarno.

Seperti apa sosok HR Soeharto Sastrosoeyoso? Mari simak ulasan mengenai profil Soeharto Sastrosoeyoso yang telah berhasil dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.

Profil Soeharto Sastrosoeyoso

Baca Juga: Sekilas Profil Rubini Natawisastra, Dokter Dihukum Mati Jepang Kini Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

HR Soeharto Sastrosoeyoso adalah seorang tokoh nasional kelahiran Tegalgondo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten Jawa Tengah pada tanggal 24 Desember 1908. HR Soeharto Sastrosoeyoso meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 30 November 2000 silam, tepatnya pada usia 91 tahun.

Semasa hidupnya, HR Soeharto Sastrosoeyoso mengabdikan diri di dunia medis hingga pernah menjadi menteri. Untuk latar belakang pendidikan, HR Soeharto Sastrosoeyoso merupakan lulusan dari Fakultas Medica Bataviensis yang merupakan Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta pada tanggal 25 Mei 1935.

Setelah menyandang gelar dokter, HR Soeharto lantas magang di sebuah klinik bersalin Pasar Senen. Lalu dua tahun setelahnya, HR Soeharto akhirnya memilih untuk membuka klinik bersalin di Keramat 128 selama lima tahun, tepatnya mulai tahun 1937 sampai dengan 1942.

Menjadi Dokter Pribadi Presiden Soekarno

HR Soeharto dipilih oleh Seokarno dan Hatta menjadi dokter pribadinya. Selama menjadi dokter pribadi Soekarno-Hatta, HR Soeharto tetap membuka praktik dokter di klinik yang telah didirikannya.

Baca Juga: KH. Ahmad Sanusi Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, Siapakah Tokoh Asal Jabar Ini

Pernah Menjabat Sebagai Menteri

Tidak hanya menjalani profesi sebagai dokter, HR Soeharto juga empat kali menjabat sebagai menteri, di antaranya adalah

  • Menteri Muda/Menteri Perindustrian Rakyat (13 Juli 1959–5 Maret 1962)
  • Menteri Perdagangan (6 Maret 1962–13 November 1963)
  • Menteri Urusan Penerbitan Bank dan Modal Swasta (13 November 1963–1 Agustus 1964)

Terakhir, Soeharto menjadi Menteri Koordinator Urusan Perencanaan Pembangunan Nasional (13 November 1963–21 Februari 1966 dan 31 Maret 1966–25 Juli 1966).

Menjadi Pelopor IDI dan PKBI

Profil Soeharto Sastrosoeyoso ternyata juga diketahui sebagai pemrakarsa berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).

Diketahui, Soeharto adalah sosok yang memfasilitasi pertemuan antara Perkumpulan Tabib Indonesia dan Perkumpulan Dokter Indonesia di rumahnya, kawasan Kramat, Jakarta Pusat.

Perkumpulan tersebut adalah cikal bakal berdirinya Ikatan Dokter Indonesia atau IDI pada 24 Oktober 1950. Kata “ikatan” dalam Ikatan Dokter Indonesia juga merupakan hasil usulan dari Soeharto.

Dilansir dari laman PKBI, pada tahun 1953 silam, Soeharto bersama dengan sekelompok masyarakat sipil dari berbagai golongan, khususnya pekerja kesehatan, berkumpul dan mulai menginisiasi program keluarga berencana (KB). Keluarga berencana atau KB merupakan program untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera, dengan membatasi kelahiran.

Berdirinya KB dilatarbelakangi oleh melonjaknya angka kematian ibu dan bayi baru lahir pasca-kemerdekaan. Penyebabnya yaitu beberapa faktor, termasuk minimnya akses fasilitas kesehatan bagi ibu dan anak, serta pengetahuan kesehatan masyarakat kala itu yang masih rendah.

Jasa dokter Soeharto sebagai penggiat KB juga terlihat dari diskusinya bersama anggota International Planned Parenthood Federation (IPPF), Dorothy Brush dan Direktur Margaret Sanger Research Institute New York, Abraham Stone.

Diskusi itu lantas menjadi tonggak berdirinya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tanggal 23 Desember 1957. Sebagai pelopor, Soeharto menjabat sebagai Ketua PKBI yang pertama.

Demikian ulasan mengenai profil Soeharto Sastrosoeyoso yang menarik untuk disimak.

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI