Sejarah Gelora Bung Karno: Primadona Lokasi Acara Besar, Kini Dilarang Buat Konser

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 04 November 2022 | 13:09 WIB
Sejarah Gelora Bung Karno: Primadona Lokasi Acara Besar, Kini Dilarang Buat Konser
Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) usai Persija Jakarta berhasil menjadi juara Liga 1 2018 setelah mengalahkan Mitra Kukar 2-1, Minggu (9/12/2018) sore WIB. [Suara.com / Adie PRASETYO NUGRAHA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali baru-baru ini mengungkap bahwa Stadion Gelora Bung Karno (GBK) belum bisa digunakan untuk konser ataupun pertandingan karena akan direnovasi dalam rangka persiapan menuju Piala Dunia U-20 2023.

Hal ini disampaikan olehnya saat pelantikan Sekretaris Menpora di gedung Kemenpora, Rabu (02/11/22) lalu.

"Sebelum terselenggara (Piala Dunia U-20) harus steril, GBK pasti nggak boleh (dipakai). Semua stadion yang sudah terdaftar dan sudah disetujui Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pada November akan mulai direnovasi," ujarnya saat ditemui usai acara pelantikan Sekretaris Menpora di Kemenpora, Rabu (2/11). 

Keputusan ini menjadi polemik karena beberapa jadwal konser dan pertandingan akan dilaksanakan dalam beberapa waktu ke depan.

Baca Juga: Cara Mencari Siaran TV Digital dari Set Top Box, Fakta Baru Kasus Ayah Bunuh Anak di Depok

Stadion Gelora Bung Karno yang megah ini pun menyimpan banyak sekali sejarah dibaliknya. Menyandur dari jakarta.go.id, Gelora (Gelanggang Olahraga) Bung Karno dibangun pada tahun 1960. Pada awalnya, GBK ditujukan untuk menjadi rumah bagi perhelatan Pesta Olahraga Asia (Asian Games) 1962.

Renovasi besar-besaran rampung pada tahun 2018 untuk menyambut Asian Games 2018 dan Asian Paragames 2018. Kompleks GBK merupakan kompleks olahraga tertua dan terbesar di Indonesia, juga di Asia Tenggara.

Kompleks Gelora Bung Karno ini pun tersedia banyak arena pertandingan bagi berbagai cabang olahraga seperti renang, basket, kriket, voli, dan lain-lain.

Penggunaan nama "Bung Karno" ditujukan untuk menghormati Soekarno, Presiden Pertama Indonesia yang menjadi penggagas dibangunnya GBK. Pada Masa Orde Baru, GBK sempat berganti nama menjadi Gelora Senayan, kemudian kembali lagi menjadi Gelora Bung Karno seperti semula sesuai Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.

Gelora Bung Karno ini juga menjadi salah satu stadion kebanggaan Indonesia. Standar FIFA pun sudah diterapkan di dalam stadion ini.

Baca Juga: Menpora Tidak Izinkan Konser 'Blackpink' di GBK

Walaupun stadion JIS kini digadang menjadi salah satu stadion termegah di Indonesia, namun hingga kini masih banyak orang yang memilih GBK sebagai salah satu sarana untuk mengadakan acara seperti kampanye, konser, pertandingan, dan kegiatan publik lainnya karena fasilitas yang dimiliki oleh GBK sudah cukup memadai.

GBK juga tercatat sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan 67,5% lingkungan hijau dengan pepohonan langka dan rumah bagi sekitar 22 jenis burung liar. Perhelatan akbar seperti Asian Games pun pernah diadakan disini, terutama saat Indonesia menjadi tuan rumah. 

Banyak pihak yang menyayangkan GBK harus ditutup karena renovasi, mengingat banyaknya agenda yang tertunda sejak lama karena pandemi seperti konser musik dan pertandingan yang kembali harus ditunda karena penutupan GBK.

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI