Suara.com - Di Indonesia, November identik dengan bulan pahlawan. Sebab di bulan November lah ditetapkannya Hari Pahlawan, yakni setiap 10 November. Di bulan kesebelas tahun ini, pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan baru kepada orang-orang atau tokoh-tokoh yang dinilai layak.
Pemerintah telah menetapkan ada lima orang yang akan diberikan gelar pahlawan nasional yang baru.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD melalui akun Twitternya, pada Kamis (3/11/2022).
Penganugerahan gelar pahlawan terhadap lima orang tersebut rencananya akan dilakukan di Istana Negara pada 7 November 2022 mendatang.
Baca Juga: Lima Tokoh Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
"Twips. Pemerintah akan anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 putera pejuang dan pengisi kemerdekaan Indonesia. Kepada daerah-daerah dan institusi-institusi warisannya dipersilakan melakukan tahniah (syukuran). Penganugerahan gelar oleh Presiden akan dilakukan di Istana Negara tanggal 7 November 2022," kata Mahfud dalam cuitannya
Siapakah sosok calon penerima anugerah pahlawan nasional tersebut? Berikut biografi singkatnya.
1. Dr dr HR Soeharto
Pemilik nama lengkap Mayor Jenderal kehormatan Dr. Dr. R. H. Soeharto Sosrosoeyoso ini lahir di Tegalgondo, Solo, Jawa Tengah, pada 24 Desember 1908.
Ia memiliki kedekatan dengan presiden dan wakil presiden pertama Indonesia, yakni Soekarno dan Mohammad hatta. Karena kedekatan itu pula, pada 1942, dokter Soeharto diangkat menjadi dokter pribadi Soekarno dan Hatta.
Baca Juga: Jokowi Bakal Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto
Ia kerap mengikuti kemanapun duo proklamator tersebut pergi. Tak heran dokter Soeharto menjadi saksi dari sejumlah peristiwa penting di Indonesia saat itu.
Selain itu, dokter Soeharto juga berperan dalam pendirian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 24 Oktober 1950. Ia adalah sosok yang memfasilitasi pertemuan antara Perkumpulan Tabib Indonesia dengan Perkumpulan Dokter Indonesia di rumahnya, di kawasan Kramat, Jakarta Pusat.
Dokter Soeharto juga yang menginisiasi program keluarga berencana (KB) di Indonesia hingga berdirinya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada 23 Desember 1957.
2. KGPAA Paku Alam VIII
KGPAA Paku Alam VIII lahir dengan nama BRMH Sularso Kunto Suratno, pada 10 April 1910. Ia merupakan Raja Pakualaman VIII yang diangkat sebagai KPH Prabu Suryodilogo pada 4 September 1936.
Ia memegang jabatan tersebut selama 61 tahun hingga 1998. Ketika menjabat, ia pernah mengeluarkan amanat yang menyatakan bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melalui amanat itu pula, pada 30 Oktober 1945, Paku Alam VIII dan Sri Sultan Hamengkubuwono bersepakat untuk mengabungkan Daerah Kasultanan dan Kadipaten menjadi nama Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. dr R Rubini Natawisastra
Raden Rubini Natawisastra lahir di bandung, Jawa Barat pada 31 Agustus 1906. Ia merupakan dokter lulusan STOVIA pada 1930. Setelah lulus dr Rubini mengabdikan dirinya di Jakarta.
Namun pada 1934 ia dipindahkan ke Pontianak Kalimantan Baratdan bertugas sebagai Kepala Kesehatan Pontianak.
Selama bertugas disana, dr Rubini dikenal sangat peduli dengan kesehatan masyarakat Kalbar. Ia bahkan kerap mendatangi masyarakat di lokasi terpencil untuk melakukan pengobatan.
Selain menjadi dokter, Rubini juga aktif mendukung perjuangan kemerdekaan RI melalui jalur politik. Ia sempat bergabung dengan Partai Indonesia Raya (Parindra).
Dalam buku Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Kalimantan Barat yang terbit pada 1981, disebutkan Rubini masuk dalam jajaran elit Parindra Kalbar pada 1930.
4. H Salahuddin bin Talabuddin
Nama H Salahuddin bin Talabuddin diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada Rabu (30/3/2022).
Ia merupakan tokoh yang memimpin pergerakan melawan penjajah di wilayah Maluku Utara. Atas upayanya itu, Salahuddin beberapa kali ditangkap dan ditawan oleh pihak penjajah Belanda.
Tak hanya ditahan, ia juga dikurung, disiksa bahkan dibuang ke sejumlah daerah, seperti Sawahlunto Sumatera Barat, Nusakambangan hingga ke Boven Digul.
Semasa hidupnya, Salahuddin dikenal gigih dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salahuddin akhirnya meninggal dunia setelah dieksekusi regu tembak Belanda di Skep Ternate.
5. KH Ahmad Sanusi
KH Ahmad Sanusi merupakan salah satu ulama besar yang lahir pada 18 September 1999 di Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar Cibadak,kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Secara garis keturunan KH Ahmad Sanusi masih terkait dengan Nabi Muhammad SAW, namun ia memilih untuk menyembunyikan identiasnya.
Selain sebagai ulama, KH Ahmad Sanusi juga dikenal sebagai salah satu pejuang.ia jugapernah terlibat dalam perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Ia juga pernah merasakan dinginnya lantai penjara, yakni pada 1927 ketika dipenjara selama 9 bulan di penjara Cianjur.
Ia lalu dipindahkan ke penjara Sukabumi hingga November 1928. Ia lalu kemudian diasingkan di Batavia Centrum Senen.
Setelah dari pengasingan, KH Ahmad Sanusi mulai fokus pada kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme untuk membebaskan diri dari penjajahan Belanda.
Kontributor : Damayanti Kahyangan