Suara.com - Pejabat keamanan Amerika Serikat baru-baru ini mengatakan bahwa Korea Utara diam-diam mengirimkan peluru artileri dalam jumlah besar ke Rusia guna membantu upaya perang di Ukraina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyebut pada hari Rabu (2/11) bahwa AS meyakini Korut "berusaha untuk membuat [pengiriman peluru artileri ke Rusia] itu tampak seolah-olah dikirim ke negara-negara Timur Tengah atau Afrika Utara”.
Meski demikian, Euronews mengabarkan bahwa Kirby menolak memberikan estimasi spesifik tentang jumlah amunisi yang dikirim ke Rusia.
Kirby mengatakan Korut "diam-diam memasok" amunisi ke Rusia. “[Tetapi] kami masih memantau hal ini untuk menentukan apakah peluru artileri itu telah diterima,” ia menambahkan.
Menurutnya, AS memiliki perkiraan mengenai negara mana yang mungkin dimanfaatkan Korut untuk menyalurkan senjatanya, tetapi Kirby menolak memberikan informasi yang mendetail karena pemerintah AS masih mempelajari respons yang tepat untuk menanggapi tindakan Pyongyang.
Namun, apabila benar terjadi, pengiriman peluru artileri Korut ke Rusia diyakini tidak akan mengubah arah perang karena negara Barat juga terus mendukung militer Ukraina.
Laporan intelijen Gedung Putih ini dirilis hampir dua bulan usai laporan yang menyebut bahwa pemerintah AS memperkirakan Kementerian Pertahanan Rusia sedang dalam proses untuk membeli jutaan roket dan peluru artileri Korut untuk digunakan di medan pertempuran di Ukraina.
Usai mengungkapkan informasi tentang pengiriman peluru artileri dari Pyongyang, Gedung Putih menyebut upaya itu tidak memiliki signifikansi yang besar.
"Kami tidak yakin bahwa [peluru artileri itu akan dipasok] dalam jumlah yang akan dapat mengubah arah perang atau secara nyata mengubah momentum di wilayah timur atau selatan [Ukraina]," ujar Kirby.
Sebelumnya, pada Agustus, pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan militer Rusia menerima pengiriman ratusan drone buatan Iran untuk digunakan di Perang Ukraina.
AS juga menyebut Iran telah mengirim personel ke Krimea untuk memberikan dukungan teknis terkait pengoperasian drone-drone tersebut.
Para petinggi di Iran telah membantah bahwa mereka memberikan drone atau dukungan dalam bentuk lain untuk Rusia.