Sepak Terjang Mohammed Bin Salman, Sosok di Balik Kebijakan Modern Arab Saudi Belakangan Ini

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 03 November 2022 | 11:21 WIB
Sepak Terjang Mohammed Bin Salman, Sosok di Balik Kebijakan Modern Arab Saudi Belakangan Ini
Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman menghadiri konferensi Inisiatif Investasi Masa Depan (FII) di ibukota Saudi, Riyadh (23/10/2018). Arab Saudi menjadi tuan rumah KTT investasi utama dibayangi oleh pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang telah mendorong gelombang pembuat kebijakan dan perusahaan raksasa untuk mengundurkan diri [AFP/Fayez Nureldine].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perayaan Halloween di Arab Saudi tahun ini menjadi sorotan. Pasalnya, sejak berdirinya kerajaan Arab Saudi beserta pemerintahannya, belum ada pasal atau kebijakan yang mengatur bahkan memperbolehkan adanya acara Halloween tersebut seperti sekarang.

Hal ini pun tidak lepas dari peran putra mahkota sekaligus Perdana Menteri (PM) Arab Saudi, Mohamed bin Salman. Mohammed merupakan putra dari Raja Arab Saudi, King Salman yang nantinya akan menggantikan takhta sang ayah di kemudian hari.

Pria berusia 36 tahun ini pun diangkat sebagai PM Arab Saudi pada tahun 2017 kemarin demi mempertahankan takhta sang ayah hingga keturunannya nanti.

Sepak terjang Mohammed pun kini juga disoroti, mengingat dirinya sering membuat kebijakan anti-konservatif dan mendapat kecaman dari banyak masyarakat. Lalu, bagaimana sebenarnya sepak terjang Mohammed Bin Salman selama memegang jabatan sebagai PM? 

Baca Juga: Hukum Merayakan Halloween Menurut Buya Yahya, Bukan Tradisi Islam

Usai diangkat menjadi PM pada tahun 2017, Mohammed pun berperan dalam membuat kebijakan bagi masyarakat Arab Saudi. Pada bulan September 2017, pemerintah Arab Saudi akhirnya mengungkap kajian ulang mereka dengan memperbolehkan wanita untuk mengemudi, setelah selama ini pemerintah Aran Saudi menjadi satu-satunya monarki di dunia yang membuat peraturan tersebut. 

Ia pun juga membuat beberapa kebijakan baru seperti memperbolehkan penggunaan bikini di pantai-pantai privat di Arab Saudi, ia juga mengesahkan peraturan bagi warga perempuan di negaranya untuk dapat hidup sendiri.

Tak hanya itu, Mohammed bahkan menghapuskan larangan konser musik di Arab Saudi yang selama ini membuat banyaknya musisi dunia yang ditolak untuk melaksanakan konser di negara kiblat umat Muslim sedunia tersebut.

Pada tahun 2018, nama Mohammed pun terseret dalam kasus jurnalis Khassoghi yang meninggal dibunuh dan dipotong-potong di dalam konsulat kerajaan di Istanbul dan memicu kemarahan global. Arab Saudi pun menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut, namun Mohammed membantah tuduhan keterlibatannya dalam pembunuhan itu. 

Pada awal 2021, Mohammed juga mengungkap peraturan baru kerajaan Arab Saudi yang sudah memperbolehkan kembali wanita untuk masuk ke dunia militer. Hal ini sempat menjadi kecaman warga Arab Saudi, namun akhirnya banyak wanita wanita di Arab Saudi yang mendaftarkan diri menjadi pasukan pertahanan dan keamanan negara tersebut.

Baca Juga: Aturan Baru Penonton Piala Dunia 2022 Masuk Lewat Arab Saudi Harus Pegang Kartu Hayya

Lagi-lagi, pada Oktober 2022, kebijakan anti konservatif yang dibuat oleh Mohammed pun dikecam setelah kerajaan Arab Saudi secara terang-terangan memperbolehkan bahkan memfasilitasi warga negaranya untuk merayakan Halloween disana. Banyak protes yang dilontarkan oleh warga dunia, terutama umat Muslim seluruh dunia yang mengecam aksi ini karena tidak sesuai dengan kaidah Islam. 

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI