Suara.com - Keluarga Brigadir Yosua sudah menjalani 3 kali persidangan di PN Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Proses mencari keadilan tersebut tentu sangat menguras emosi dan tenaga.
Dalam menjalani persidangan, keluarga Brigadir Yosua terutama ayah dan ibundanya berusaha meluapkan isi hati mereka di hadapan majelis hakim dan Ferdy Sambo Cs.
"Saya sebagai ibu, saya sudah berusaha melampiaskan apa yang sangat berat atas pembunuhan sadis yang dilakukan Sambo dan komplotannya," kata Rosti Simanjuntak dikutip dari tayangan Kanal Youtube metrotvnews pada Kamis, (3/11/2022).
Meski telah mencurahkan perasaannya bertemu langsung dengan lima terdakwa, Rosti mengaku belum puas.
"Karena soal puas tidaknya ada di tangan hakim dan jaksa. Apabila persidangan ini memperoleh keadilan, kami lega," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh sang ayah Yosua, Samuel Hutabarat. Dirinya belum dapat memberikan respon banyak mengenai persidangan pembunuhan putranya. Pasalnya, proses hukum sampai saat ini masih berjalan.
"Apapun itu pasti ada yang puas atau tidak," ungkap Samuel.
Sosok Yosua di Mata Keluarga
Tangis Rosti Simanjuntak tak bisa terbendung kala dimintai keterangan oleh Majelis Hakim di persidangan. Dia tak kuasa menahana derai air mata atas kematian sang anak.
"Anak ini selalu perhatian kepada mamaknya kepada saudaranya kepada adiknya. Anak ini sangat patuh, sangat hormat selalu komunikasi, menyapa orang tua," kata Rosti.
Yosua, lanjut sang ibunda, tidak pernah mengeluh terkait pekerjaannya selaku ajudan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Bahkan, Yosua kerap mengirim foto ketika dirinya sedang mengawal Sambo.
Tangis orang tua Brigadir Yosua pecah ketika mendengar sang anak tewas di tangan majikannya. Mereka hancur kehilangan anak yang sedari kecil mereka didik. Apalagi Yosua meninggal dengan cara tragis.
Rosti Simanjuntak sudah menganggap sosok Ferdy Sambo sebagai wali yang dapat melindungi anaknya.
“Anakku dihabisi, anakku dirampas nyawanya, dengan sadisnya di tangan atasannya Ferdy Sambo yang sudah saya yakini dia sebagai wali yang diberikan dari Tuhan, titipan bagi dia,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa bulan lalu Brigadir Yosua tewas di Kompleks Polri Duren Tiga. Otak pembunuhan adalah senior korban yaitu Ferdy Sambo.
Tidak hanya Sambo, ada 4 tersangka yang turut terlibat dalam kasus Duren Tiga berdarah. Adapun keempat tersangka itu adalah Bharada E atau Richard Eliezer (ajudan Sambo), Bripka RR atau Ricky Rizal (ajudan Sambo), Kuat Ma'ruf (asisten keluarga Sambo), dan Putri Candrawathi (istri Sambo).