Suara.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengungkapkan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terus mengoptimalkan kerja sama industri pertahanan lokal dengan supplier atau penyuplai alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari luar negeri.
Prabowo menyebut, dirinya mengharuskan supplier luar negeri apabila ingin masuk ke Indonesia agar bekerja sama dengan industri dalam negeri guna mengubah belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan.
Hal ini disampaikan Prabowo di sela-sela Indo Defence 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Rabu (2/11/2022).
Prabowo mengatakan, supplier dari luar negeri adalah untuk menyediakan teknologi yang belum dikuasai oleh Indonesia.
Baca Juga: Diikuti 59 Negara, Jokowi Tinjau Pameran Indo Defence 2022 di JIExpo Kemayoran
"Untuk alutsista yang teknologinya belum kita kuasai sepenuhnya, seperti pesawat tempur fighter-fighter itu, kita sudah kontrak dengan Prancis, Rafale. Kemudian beberapa senjata yang canggih. Kita harus terpaksa masih mencari dari luar," kata Prabowo.
Prabowo menegaskan bahkan dirinya pun memaksa semua supplier luar negeri tersebut untuk bekerja sama dengan industri lokal.
"Kita ingin memacu kerja sama, jadi kita paksakan semua supplier dari luar harus kerja sama dengan industri dalam negeri," ungkapnya.
Atas upayanya tersebut, Prabowo optimis bisa menggenjot perkembangan industri pertahanan dalam negeri.
"Kita akan perbaiki, sudah ada pergantian manajemen. Kita optimistis bahwa kita bisa memperbaiki kinerjanya, kita bereskan semuanya, perbaiki performanya. Kita negara besar dan produksinya juga harus besar."
Baca Juga: Menerka Dukungan Presiden Jokowi untuk Prabowo, Urusan Nyapres atau Pertahanan?