Akademisi Unsoed: Jokowi Bakal Jadi Pendulum Politik di Pilpres 2024

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Rabu, 02 November 2022 | 16:29 WIB
Akademisi Unsoed: Jokowi Bakal Jadi Pendulum Politik di Pilpres 2024
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar tidak sembarangan pilih capres-cawapres saat memberikan pidato di puncak acara HUT Golkar ke-58 di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022) malam. [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi bakal menjadi pendulum politik pada perhelatan Pemiilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Ini lantaran Jokowi memiliki massa dari pendukung dan relawannya.

Akademisi Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Indaru Setyo Nurprojo mengatakan, dengan posisi Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia, sangat mungkin memperkuat pendukungnya dengan gaya khasnya yakni, blusukan.

Indaru menyebut, hingga saat ini Jokowi masih membangun relawan, masih blusukan membangun jejaring ke daerah untuk memperkuat bargaining pada kekuatan politik.

"Bahwa Presiden ke depan juga harus memperhatikan dirinya menjadi faktor X di dalam penentuan," kata Indaru, Rabu (2/11/2022).

Baca Juga: Rekan Partai di Koalisi Artikan Restu Jokowi ke Prabowo: Bukan Nyapres tapi Kerja-kerja Menhan di Kabinet

Indaru menuturkan, sosok Jokowi akan berpengaruh pada capres di 2024. Termasuk pada pasangan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil yang akan didorong oleh PAN sebagai salah satu partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Ketika Jokowi memilih Ganjar, kata Indaru, maka akan memperkuat modal Ganjar untuk maju di Pilpres 2024.

"Katakanlah ketika Jokowi memilih Ganjar, itu modal Ganjar sudah gede banget-banget. Karena relawan Jokowi dan jejaring yang Jokowi bangun dari Sabang sampai Merauke," ungkap Indaru.

Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022). (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022). (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Menurutnya, alasan Jokowi akan melakukan hal itu lantaran demi kepentingan keberlanjutan semua program pembangunan Indonesia yang telah dilakukan di era kepemimpinannya. Terlebih, Ganjar satu partai dengannya di PDIP.

Jokowi dianggap tidak akan mungkin memilih sosok yang bersebrangan dengannya demi keberlanjutan program-program pembangunan yang telah dilakukannya itu.

Baca Juga: Menerka Dukungan Presiden Jokowi untuk Prabowo, Urusan Nyapres atau Pertahanan?

"Salah satunya IKN. Termasuk Tol Sulawesi, Tol Sumatera, kereta di Sulawesi, pelabuhan, bendungan dan lainnya. Jokowi berkepentingan nggak mungkin dari orang yang berseberangan, Jokowi harus menggandeng orang-orang yang kemudian bisa melanjutkan programnya," bebernya.

Jika Ganjar didukung KIB, Indaru menyebut, Jokowi akan melihat sosok siapa yang paling berpotensi melanjutkan program pembangunan yang sudah berjalan dan tidak boleh berhenti.

Di antara sejumlah nama yang muncul sebut Indaru, yakni Prabowo Subianto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

"Makanya kemudian akan sangat mungkin partai-partai di KIB akan sangat rasional. Mereka akan melihat potensi-potensi tentang keterpilihan, karena mereka juga punya kepentingan untuk posisi menteri dan sebagainya," beber Indaru.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menhan Prabowo Subianto dan pejabat lainnya di pameran Indo Defence 2022 Expo dan Forum di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022). (Suara.com/Ria Rizki)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menhan Prabowo Subianto dan pejabat lainnya di pameran Indo Defence 2022 Expo dan Forum di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022). (Suara.com/Ria Rizki)

Di antara sejumlah nama yang muncul, Indaru menyebut ada dua sosok yang dinilai dekat dengan Jokowi, yakni Prabowo dan Ganjar. Dari dua nama itu, tinggal beradu siapa yang populer di kalangan kaum milenial dan generasi Z yang menjadi basis suara potensial di Pilpres 2024.

"Jadi Jokowi lagi menjadikan dirinya pendulum politik yang diperhitungkan di kontestasi politik Pilpres 2024 selain partai politik. Jadi ada kemungkinan kemudian Jokowi membangun bargaining politik," tuturnya.

"Kalau Jokowi deal dengan KIB dan Ganjar jadi calon bisa jadi sangat melesat posisinya," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI