Suara.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) tengah ramai dijodohkan untuk maju sebagai capres-cawapres di kalangan elite politik.
Uniknya, perjodohan itu bukan mencuat dari 'mulut' PDI Perjuangan—partai yang menaungi Ganjar. Namun dimunculkan oleh Ketua DPP PAN yang juga Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Akademisi Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Indaru Setyo Nurprojo menilai, wacana pasangan Ganjar-RK di Pilpres 2024 cukup menarik.
Menariknya, kata Indaru, kedua sosok tersebut menjadi representatif orang muda yang kreatif dan nasionalis.
Baca Juga: Sosok Benny Karnadi, Anggota DPRD Jateng Sentil Ganjar Pranowo Sering Absen Rapat Paripurna
"Wacana Ganjar-RK menarik. Keduanya punya banyak bukti karya terhadap kondisi-kondisi yang ada dalam program-program mereka," kata Indaru, Selasa (1/11/2022).
Indaru menyebut, duet Ganjar-RK memiliki potensi kans cukup strategis di Pilpres 2024 mendatang. Sebab, mereka cukup populer di kalangan milenial.
"Apapun harus diakui dua orang ini punya popularitas yang cukup tinggi dan itu mengena pada kaum milenial dan komunitas yang memang itu sudah mereka bidik sejak lama," papar Indaru.
Lebih lanjut, Indaru menuturkan, dua sosok kepala daerah populer di kalangan kaum milenial berkat strategi politik yang memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk berkomunikasi dengan kaum milenial dan generasi Z.
"Bagaimana Mas Ganjar dalam medsosnya mencoba lebih sporty, lebih muda, lebih kekinian dalam menyikapi persoalan berinteraksi dan sebagainya," tuturnya.
Baca Juga: APBD DKI 2022 Baru Terserap Setengah, Fraksi PDIP: Penyebabnya TGUPP Anies Baswedan
"Ridwan Kamil juga jagonya. Bahkan pemakaman anaknya itu bisa didesain dengan sangat artistik ya. Itu sangat punya respons positif dari generasi milenial dan generasi Z, kenapa? Karena generasi inilah yang nanti menjadi lumbung suara terbesar pada Pilpres 2024," imbuh Indaru.
Kans Ganjar-RK makin strategis lantaran tokoh lain yang namanya digadang maju di Pilpres 2024--Puan Maharani, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto--tak terlalu aktif dan sepopuler mereka dalam menarik perhatian politik anak muda melalui media sosial.
"Puan begitu telat, Anies juga agak terlambat, apalagi Prabowo yang masih mengandalkan gaya marketing politik lama. Nah dua orang ini memang menggunakan medsos seperti Instagram YouTube dan lain sebagainya yang kemudian sangat dekat dengan calon pemilih Pilpres 2024 dan itu alasan logis dua orang ini akan punya kans," pungkasnya.
Dorong Duet Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Bima Arya mengatakan, partainya telah memperhitungkan untuk mendorong duet pasangan capres-cawapres, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, di Pilpres 2024. Dua nama tersebut dianggap paling populer kekinian.
"Kang Emil (Ridwan Kamil) dan mas Ganjar itu klop. Saling melengkapi satu sama lain. Jadi ke depan kalau dua sosok ini bisa bersatu, maka Indonesia akan dipersatukan," kata Bima Arya ditemui usai acara #DemiIndonesia di Jakarta Selatan, Sabtu (29/10/2022).
Menurutnya, Ganjar merupakan figur paling populer nomor satu dalam hasil survei. Sementara Ridwan Kamil berada di posisi nomor empat.
Bima Arya menilai, wajar jika duet Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil layak untuk didiakusisikan oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)—koalisi PAN, Golkar dan PPP.
"Nomor 1 Ganjar, nomor 4 Kang Emil. Nomor 2 dan 3-nya sudah diambil partai lain. Jadi sangat wajar apabila PAN sangat menghitung 2 nama ini untuk dibicarakan di KIB," ungkapnya.
Adapun Bima mengatakan, pembicaraan soal kemungkinan duet Ganjar-RK tersebut baru sebatas dibicarakan secara informal saja.
Terlebih, Ridwan Kamil juga masih sibuk membuka komunikasi politiknya ke semua partai politik.
"Pembicaraan itu dilakukan secara informal karena pasti masing-masing juga masih membuka segala kemungkinan. Mas Ganjar masih kader PDIP tentu menunggu keputusan dari internal," tuturnya.
"Kang Emil juga berkomunikasi dengan semua. Tapi saya melihat sekarang ini ke depan kebutuhan kita adalah mempersatukan semua, jadi kita butuh presiden dan wapres yang mempersatukan," pungkas Bima Arya.
Kontributor : Wivy Hikmatullah