Minta Maaf ke Keluarga Yosua, Ricky Rizal Bongkar Skenario Licik Ferdy Sambo: Itu Disampaikan Pak FS di Ruang Provost

Rabu, 02 November 2022 | 12:42 WIB
Minta Maaf ke Keluarga Yosua, Ricky Rizal Bongkar Skenario Licik Ferdy Sambo: Itu Disampaikan Pak FS di Ruang Provost
Minta Maaf ke Keluarga Yosua, Ricky Rizal Bongkar Skenario Licik Ferdy Sambo: Itu Disampaikan Pak FS di Ruang Provost. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua, Bripka Ricky Rizal meyampaikan permohonan maaf ke Samuel Hutabatat dan Rosti Simajuntak selaku ayah dan ibu dari Brigadir Yosua.

Permohonan maaf itu disampaikan Ricky usai mendengar kesaksian dari Samuel dam Rosti di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022).

"Saya harap kepada Ibu Rosti dan Bapak Samuel serta keluarga besar untuk dapat memberikan maaf," ucap Ricky.

Ricky mengaku sama sekali tidak mengetahui mengenai insiden pembunuhan Brigadir Yosua. Dia menerangkan Ferdy Sambo hanya meminta agar peristiwa itu dijelaskan sebagai insiden tembak menembak.

Baca Juga: Dipelakukan Layaknya Teroris, Cerita Keluarga Yosua Ketakutan Didatangi Utusan Sambo: Polisi Berpendidikan Tinggi Tapi Moralnya Gak Ada!

Dua terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Kuat Maruf dan Ricky Rizal kembali menjalani sidang hari ini, Rabu (2/11/2022). Agenda sidang hari ini mendengarkan keterangan saksi dari keluarga brigadir J. (Suara.com/Yosea Arga)
Dua terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Kuat Maruf dan Ricky Rizal kembali menjalani sidang hari ini, Rabu (2/11/2022). Agenda sidang hari ini mendengarkan keterangan saksi dari keluarga brigadir J. (Suara.com/Yosea Arga)

"Ketidaktahuan saya pada saat terjadi situasi saat itu. Memang benar untuk skenario tembak-menembak ke keluarga besar Brigadir Yosua itu disampaikan bapak FS di ruang Provos," papar Ricky.

Kesaksian Ibu Yosua

Rosti Simanjuntak sebelumnya mengaku memarahi Hendra Kurniawan dan Kombes Susanto sampai berkeringat jagung.

Momen tersebut terjadi ketika mantan Karopaminal Divisi Propam Polri tersebut bersama anak buahnya menemui keluarga Yosua di Jambi untuk menjelaskan skenario palsu soal penyebab kematiannya.

Hal ini diceritakan Rosti saat bersaksi di sidang Kuat Maruf dan Ricky Rizal selaku terdakwa pembunuhan berencana Yosua. Rosti menyebut Hendra dan anak buahnya datang ke Jambi pada 11 Juli 2022 setelah Yosua dimakamkan. 

Baca Juga: Awal Mula Tante Curiga Soal Kematian Brigadir J, Jemput Jenazah ke Bandara hingga Telepon Media

Orang tua Brigadir J, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak, memberi kesaksian di persidangan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di PN Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). (YouTube/KOMPASTV)
Orang tua Brigadir J, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak, memberi kesaksian di persidangan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di PN Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). (YouTube/KOMPASTV)

Menurut Rosti, kemarahannya itu bukan tanpa sebab. Pasalnya, sebelum Hendra dan rombongan datang, Rosti sempat mencari kabar, namun nomor seluruh keluarga ternyata telah diblokir oleh handphone Yosua yang diduga telah dikuasai orang lain.

"Jadi saya sebagai ibu yang kehilangan anak memang saya langsung marah, 'kamu seorang Jenderal enggak usah banyak bicara'," tutur Rosti dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2022).

"Karena saya yang melahirkan anakku, saya yang mendidik anakku dan saya yang membesarkan anakku dan saya tahu dengan karakter anakku," imbuh Rosti. 

Ketika itu, kata Rosti, dirinya pun mendesak Hendra dan rombongan anak buahnya untuk menyerahkan bukti CCTV. 

"Kalau memang anakku meninggal di rumah atasannya, seharusnya sebagai penegak hukum akan menginformasikan kepada kami, memberitahukan kepada kami bahwa itu adalah anak buahnya, saya bilang. Jadi mohon jangan banyak bicara, CCTV tunjukin di sini sekarang," cerita Rosti saat memarahi Hendra. 

"Tidak bu, ibu jangan memojokkan kami," jawab Susanto anak buah Hendra ketika itu seperti dituturkan Rosti. 

Saking marahnya, Rosti saat itu pun mengusir Hendra dan anak buahnya. 

"Tidak perlu banyak bicara di sini, saya sudah kehilangan anak, saya sudah berduka. Ngomong, bicara sesuai bukti. Itu yang saya katakan saat itu," ungkap Rosti. 

"Mereka keringat jagung langsung keluar," beber Rosti. 

Cerita Ayah Yosua

Telepon Samuel Hutabarat berdering saat dirinya sedang berada di Padang Sidempuan, Sumatera Utara pada 8 Juli 2022. Saat itu, jam menunjukkan pukul 21.30 WIB, ketika Reza mengabarkan kalau Yosua meninggal dunia.

Reza kala itu tidak bercerita secara detail terkait kematian abangnya yang berpangkat Brigadir tersebut. Dalam percakapan itu, Samuel hanya mendapat kabar kalau Yosua telah wafat.

"Di mana abang meninggalnya?" tanya Samuel kepada Reza.

"Saya saja belum tau, Pak," jawab Reza.

Orang tua Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Samuel Hutabarat (kanan) dan Rosti Simanjuntak (kiri) memasuki ruangan untuk bersaksi dalam sidang dengan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa].
Orang tua Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Samuel Hutabarat (kanan) dan Rosti Simanjuntak (kiri) memasuki ruangan untuk bersaksi dalam sidang dengan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa].

Esoknya, 9 Juli 2022, Samuel pulang ke Jambi. Tiba di rumah sekitar pukul 22.30 WIB, Samuel sudah mendapati peti jenazah yang di dalamnya terdapat jasad sang anak.

Rumah Samuel malam itu sudah ramai. Banyak orang melayat. Beberapa anggota polisi berpakaian Provost juga telah berjaga di rumahnya. Selain itu, ada seorang polisi berpakangkat Komisaris Besar (Kombes) Leonardo Simatupang.

Semula, Kombes Leonardo enggan bercerita soal kematian Yosua. Samuel terus mendesak Leonardo di hadapan banyak orang yang berkumpul di rumahnya.

"Ini adalah aib," kata Kombes Leonardo saat itu.

"Aib apa?" desak Samuel.

"Ini tidak pantas didengar orang banyak," ucap Leonardo.

"Ceritakanlah Pak," ucap Samuel.

"Tidak pantas Pak diceritakan," ucap Leonardo.

Singkat kata, Leonardo buka suara dan menyebut Yosua masuk ke dalam kamar Putri Candrawathi di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Yosua disebut Leonardo hendak melakukan tindakan tak senonoh terhadap Putri.

Cerita berlanjut saat Bharada Richard Eliezer yang saat itu juga berada di rumah dinas Ferdy Sambo. Yosua diklaim mengambil senjata dan menembak Richard.

Baku tembak terjadi. Yosua pun tewas tertembus timah panas yang dilepaskan oleh Richard.

Tak berselang lama, Samuel disodorkan berita acara pemeriksaan (BAP) terkait penyerahan peti jenazah. Namun, Samuel meminta agar peti tersebut dibuka terlebih dahulu.

"Kalau itu bukan anak saya, saya tidak mau terima," ucap Samuel.

Leonardo akhirnya memberi izin. Namun, kemeja yang menempel di tubuh Yosua hanya diizinkan dibuka dua kancing.

Samuel mendapati ada luka pada bagian hidung anaknya. Kemudian terdapat pula luka di jari dan beberapa bagian tubuh lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI