Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan data terbaru kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Per Selasa 1 November 2022, total ada 325 kasus. Hal itu ia sampaikan dalam rapat kerja di Komisi IX DPR bersama dengan Kepala BPOM.
"Jadi data per kemarin, ada 325 kasus gagal ginjal akut di seluruh Indonesia," kata Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Budi menyampaikan, kasus tersebut terkonsentrasi di beberapa provinsi. Khususnya Sumatra Utara, Jawa bagian Barat dan Timur, serta Sulawesi Selatan.
Bahkan sebaran kasus gagal ginjal akut tertinggi ditemukan di ibu kota.
"Kita bisa lihat ini adalah sebarannya. DKI Jakarta yang paling tinggi, kemudian Jabar, Jatim, dan Banten. Yang unik adalah Aceh, Sumbar, Bali. Ini yang unik," ujar Budi.
Hanya saja, Budi tidak menyampaikan detail jumlah kasus per provinsi. Begitu pula penjelasan mengapa beberapa provinsi disebut unik.
Dari total kasus tersebut tercatat lebih dari separuhnya tidak bisa diselamatkan atau meninggal.
"Kita lihat yang meninggal sekarang 178 dari 325 atau sekitar 54 persen. Ini sudah menurun dari kondisi sebelumnya yang sempat mencapai 64 persen," kata Budi.
BPOM Beberkan Temuan Baru
Baca Juga: Usut Kasus Gagal Ginjal Anak, Bareskrim Periksa Produsen Obat PT Afi Farma
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menemukan jenis obat yang terindikasi mengandung cairan etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE) dan diduga sebagai penyebab gagal ginjal akut anak yang tengah marak belakangan ini.