Profil Lula da Silva: Kembali Terpilih Jadi Presiden Brasil, Pernah Jadi Tukang Semir Sepatu

Selasa, 01 November 2022 | 18:40 WIB
Profil Lula da Silva: Kembali Terpilih Jadi Presiden Brasil, Pernah Jadi Tukang Semir Sepatu
Kandidat presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva. (Miguel Schincariol / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pada suatu ketika, seorang agen partai Komunis bawah tanah Brasil mencoba merekrut Lula da Silva. Namun ia tak tertarik dengan ajakan tersebut.

Selang beberapa waktu yakni hingga pada 1964-1985, Lula da Silva berubah pikiran karena menyaksikan sendiri adanya penindasan terhadap buruh dari rezim militer Brasil. Ia melihat gaji rendah buruh, kondisi kerja yang sangat buruh, Lula da Silva pun berubah.

Tahun 1975 menjadi masa titik baliknya. Lula da Silva juga semakin marah ketika saudara laki-lakinya diculik dan disiksa oleh pasukan keamanan.

Ia pun melanjutkan perjuangannya dan semakin aktif dalam gerakan buruh. Lula da Silva pun hadir sebagai pemimpin serangkaian pemogokan bekerja. Ia pun semakin dikenal di Brasil.

Aksinya tersebut pun membuatnya membentuk Partai Buruh (PT). Partai itu pun berdiri hingga sekarang dan Lula da Silva menjadi pemimpinnya.

Perjuangan Lula da Silva menjadi Presiden

Kemudian pada 1989, Lula da Silva mencalonkan diri sebagai Presiden Brasil. Usahanya saat itu gagal. Namun ia tidak menyerah dan mencoba lagi pada 1998 tetapi ia tetap gagal.

Usahanya masih terus dilakukan. Pada 2002, ia terpilih sebagai Presiden Brasil. Ia pun membantu banyak masyarakat keluar dari siklus kemiskinan. Lula da Silva berhasil menjadikan negara itu sebagai bagian penting dalam dunia internasional.

Brasil pun berhasil memperoleh juara Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016. Brasil juga membantu menciptakan G20 bersama Rusia, India, Afrika Selatan, dan China.

Baca Juga: Selamati Lula, Xi Jinping Berharap Persahabatan China-Brazil Semakin Erat

Pada 2010, Lula da Silva pun meninggalkan kursi kepresidenannya. Tahun berikutnya menjadi dekade dengan tragedi bagi kaum kiri dan juga partai yang ia dirikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI