Karena Perang Ukraina yang 'Gila', Taipan Rusia Pilih Lepas Kewarganegaraan

Diana Mariska Suara.Com
Selasa, 01 November 2022 | 15:01 WIB
Karena Perang Ukraina yang 'Gila', Taipan Rusia Pilih Lepas Kewarganegaraan
Miliarder asal Rusia, Oleg Tinkov. (OLGA MALTSEVA / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang miliarder asal Rusia melepas kewarganegaraannya karena Perang Ukraina yang “gila” dan mengajak pebisnis lainnya untuk melakukan hal serupa.

Pada Senin (31/10), taipan Oleg Tinkov mengumumkan bahwa ia memutuskan untuk tidak lagi menjadi warga negara Rusia yang “fasis”, Al Jazeera melaporkan.

“Saya telah mengambil keputusan untuk keluar dari kewarganegaraan Rusia saya. Saya tidak bisa dan tidak akan mau dikaitkan dengan negara fasis, yang memulai perang dengan negara tetangga yang damai dan membunuh orang tak bersalah setiap hari," tulis Tinkov di Instagram.

“Saya berharap akan ada lebih banyak pengusaha Rusia terkemuka yang mengikuti [langkah] saya sehingga melemahkan rezim [Presiden Vladimir] Putin dan ekonominya serta akhirnya membuatnya kalah,” ujar pria berusia 54 tahun itu.

Sosok ternama di sektor perbankan itu membagikan gambar sertifikat yang mengonfirmasi “akhir” dari kewarganegaraan Rusianya.

“Saya membenci Rusia [yang dimpimpin] Putin, tetapi saya mencintai semua orang Rusia yang menentang perang gila ini!” kata Tinkov, menurut kantor berita AFP.

Tinkov merupakan pendiri bank online Tinkoff Bank, yang merupakan salah satu perusahaan pemberi pinjaman terbesar di Rusia dengan sekitar 20 juta nasabah.

Ia juga memiliki sekitar 35 persen dari TCS Group Holding yang berbasis di Siprus, dengan berbagai perusahaan di bawah brand Tinkoff yang mencakup sektor perbankan, asuransi, hingga layanan seluler.

Pada bulan April, Tinkov mengklaim bahwa 90 persen dari warga Rusia menentang keputusan Putin untuk menginvasi Ukraina pada akhir Februari dan meminta para pemimpin Barat untuk membantu mengakhiri "pembantaian" tersebut.

Tinkov juga telah menjadi target sanksi yang diberlakukan oleh Inggris setelah konflik dimulai.

Pada 2020, ia ditangkap di London atas tuduhan penggelapan pajak di Amerika Serikat. Dia kemudian dibebaskan dengan jaminan dan mendapat perawatan leukemia di London.

Dia mundur dari jabatannya sebagai CEO Tinkoff pada 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI