Suara.com - Anies Baswedan mengunjungi dua Pondok Pesantren, yaitu Ponpes Zainul Hasan Genggong di Probolinggo yang dikunjungi pada Rabu (26/10/2022) dan Ponpes Ar Raudhah, Pasar Kliwon, Solo pada Jumat (28/10/2022).
Mengutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Anies sebagai capres dari Partai NasDem tidak bisa menutupi jika kunjungannya ke ponpes tersebut secara tersirat berkaitan dengan Pilpres 2024 meskipun ia membantah.
Lebih jauh dari itu, bahkan muncul spekulasi jika Anies tengah merebut hati nahdliyin, sebutan bagi warga Nahdlatul Ulama (NU).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan bahwa sudah jelas jika kunjungan mantan Gubernur DKI Jakarta ke berbagai ponpes itu sedang berusaha merebut hati warga NU.
Baca Juga: Megawati Harus Waspada, Isu Jokowi Ambil Alih PDIP Bisa Saja Benar jika Ganjar Jadi Presiden
"Mau dikatakan tidak berhubungan dengan agenda politik, yang jelas kunjungan ke berbagai ponpes ini secara tersirat berusaha masuk ke kantong nahdliyin. Harusnya akui saja, wong ini waktunya bebas ke mana saja setelah tak punya jabatan," katanya kemarin.
Berdasarkan penilaiannya, potensi Anies didukung nahdliyin cukup besar, terlebih Anies punya kedekatan dengan Gusdurian. Hal itu terlihat pada konvensi Partai Demokrat 2014 silam, Anies memakai jaringan Gusdurian saat berkeliling.
Namun, kondisi dan peta politik berubah drastis usai Pilkada DKI. Segmentasi kelompok belum terpolarisasi seperti sekarang ini.
Oleh sebab itu, Anies dinilai memiliki dua tugas jika mau meraih suara dari nahdliyin. Calon wakil presiden (cawapres) dan narasi kampanye jangan sampai meleset.
Apabila cawapresnya tokoh NU, punya massa riil, sesuai dengan kebutuhan kepemimpinan pendamping Anies, mengantongi elektabilitas tinggi, dan direstui direstui koalisi Poros Gondangdia, bukan hal yang mustahil Anies bisa meraup suara warga NU.
Baca Juga: Diusung PPP Maju di Pilpres 2024, Erick Tohir Jawab secara Politis: PAN juga
"Kalau tidak, Anies bukan daya tarik nahdliyin dan akan tetap dapat resistensi seperti saat ini. Anies harus berjuang keras mendapat suara nahdliyin," tuturnya.
Jika narasi kampanye Anies masih berbeda dengan kelompok NU, ia akan susah mendapatkan simpati. Singkatnya, susah menarik suara nahdliyin jika Anies masih berdampingan dengan kelompok identitas kanan.