Suara.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo santer dijodohkan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk maju sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2024.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bahkan menjadi salah satu tokoh yang mendukung adanya perjodohan dari dua gubernur tersebut sebagai pasangan capres-cawapres.
Menanggapi wacana perjodahan tersebut, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto kembali menegaskan bahwa soal siapa nama yang akan diusung PDI Perjuangan dalam pesta demokrasi mendatang harus sesuai dengan mekanisme.
Meskipun ada wacana perjodohan Ganjar dan Kang Emil, Hasto menegaskan bahwa disiplin partai harus tetap ditegakkan oleh para kader.
Baca Juga: Segera Temui Jokowi Sebelum Umumkan Capres PDIP, Mega Lobi Presiden agar Dukung Puan?
"Termasuk yang jodoh menjodohkan, tetapi bagi PDI Perjuangan disiplin partai sangat jelas, mekanismenya sangat jelas," tutur Hasto seperti dikutip Suara.com melalui unggahan kanal YouTube metrotvnews pada Senin (31/10/22).
Dalam pernyataannya, Hasto menyatakan bahwa adanya perjodohan antara Ganjar dan Kang Emil menunjukan adanya kemajuan dalam demokrasi.
"Semua bisa berpendapat dan itu suatu kemajuan di dalam demokrasi kita," ujar Hasto.
Ia lantas membandingan demokrasi sekarang dengan demokrasi pada masa Orde Baru di mana kebebasan pendapat masih dikekang.
"Kalau kita ingat masa orde baru, yang namanya capres dan cawapres itu didominasi oleh kekuasaan. Bahkan ditabukan untuk berbicara sehingga itu merupakan hal yang bisa disampaikan ke publik, menjadi bagian dalam wacana publik," imbuhnya.
Baca Juga: Relawan Pendukung Ganjar Jelaskan Soal Mendoakan Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP
Bima Arya Sugiarto Dukung Ganjar-Kang Emil
Sebelumnya, Bima Arya mengatakan KIB yang merupakan koalisi Golkar, PAN, dan PPP berpeluang mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden jika tidak diusung oleh PDI Perjuangan.
"Nama Mas Ganjar disebut di internal KIB, kalau nggak Ganjar, nggak berangkat dari sana (PDIP), akan sangat besar di KIB," kata Bima Arya.