Dunia Hari Ini: Kerumunan yang Mematikan di Korsel dan Kongo

SiswantoABC Suara.Com
Senin, 31 Oktober 2022 | 11:09 WIB
Dunia Hari Ini: Kerumunan yang Mematikan di Korsel dan Kongo
Karangan bunga sebagai penghormatan kepada para korban dalam tragedi Itaewon di luar stasiun kereta bawah tanah Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). [Anthony WALLACE / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selamat Hari Senin, pekan yang baru dan kita akan menyambut bulan baru.

Kami sudah menyiapkan rangkuman laporan utama dari sejumlah negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir. 

Untuk Dunia Hari Ini, edisi 31 Oktober kita akan mengawali dengan tragedi perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan.

Pesta Halloween yang menewaskan ratusan orang

Setidaknya 154 orang, kebanyakan berusia 20 tahunan meninggal akibat kerumunan yang berdesakan di jalanan sempit kawasan Itaewon. 

Baca Juga: 5 Rumor Penyebab Tragedi Halloween Itaewon, Nessie Judge Beri Penjelasan

Laporan saat ini mengatakan, ada 22 warga asing, termasuk satu warga Australia yang tewas, seperti yang dikatakan seorang warga Australia kepada ABC. 

Ia juga mengatakan seorang warga Australia lainnya saat ini dirawat di ruang intensif rumah sakit, meski belum laporan tersebut belum bisa diverifikasi. 

Sementara Kedutaan Besar RI di Seoul mengatakan dua warga Indonesia sempat dirawat di rumah sakit akibat mengalami luka, namun sudah "keluar dari rumah sakit dalam keadaan baik" dan pulang ke tempat tinggalnya.

Penonton  meninggal di stadion Kinshasa

Insiden kerumunan yang tewas juga terjadi di Republik Demokratik Kongo.

Sebelas warga dilaporkan tewas ketika menghadiri konser Fally Ipupa, seorang musisi ternama di Kongo.

Baca Juga: Sosok Lee Ji Han, Artis Korsel Tewas Dalam Tragedi Itaewon Lengkap dengan Profilnya

Wartawan kantor berita Reuters mengatakan stadion Martir di ibukota Kinshasa dihadiri lebih dari 80 ribu orang dan melebihi kapasitas stadion, sehingga mereka terpaksa memasuki wilayah VIP dan lainnya.

Dilaporkan petugas keamanan sempat melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa yang melakukan tindakan kekerasan di jalan-jalan di luar stadion.

Lula da Silva jadi presiden Brasil lagi

Lula da Silva Brasil kembali terpilih menjadi presiden Brasil, setelah pemungutan suara tahap kedua, yang digelar Minggu waktu setempat.

Presiden Lula pernah menjadi presiden selama dua periode antara tahun 2003 sampai 2010

Ia pernah dipenjara di tahun 2017 dengan tuduhan korupsi, kemudian dibebaskan di tahun 2019 dengan seluruh catatan kriminalnya dibatalkan tahun lalu.

Warga merayakannya dengan berkumpul di kawasan Ipanema, Rio de Janeiro sambil berteriak "telah kembali".

AS tempatkan B-52 di Australia guna menghadapi China

Dalam rangka menangkal China, Amerika Serikat sedang bersiap untuk menempatkan enam pesawat pembom B-52 yang memiliki kemampuan meluncurkan rudal jarak jauh konvensional maupun nuklir.

Penyelidikan yang dilakukan Program Four Corners ABC menyebutkan Amerika Serikat sedang berencana membangun fasilitas untuk penempatan pesawat tersebut di pangkalan udara Tindal di Kawasan Australia Utara.

Becca Wasser dari Pusat New American Security mengatakan penempatan pesawat ini menjadi peringatan kepada China, di tengah kekhawatiran China sedang mempersiapkan diri untuk menyerang Taiwan.

"Dengan penempatan pesawat di lokasi yang bisa menyerang daratan China akan mengirim pesan penting ke China bahwa tindakan apa pun terhadap Taiwan bisa menyebabkan hal lain," kata Becca Wasser dari Centre for New American Serurity.

Departemen Pertahanan Australia menolak memberikan komentar kapan pesawat B-52 akan mulai ditempatkan di Tindal.

Tragedi jembatan gantung di Gujarat

Delapan puluh orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka ketika sebuah jembatan yang biasa dilalui pejalan kaki di negara bagian Gujarat India runtuh, Minggu kemarin.

Pihak berwenang mengatakan ada sekitar 400 orang berada di jembatan gantung tersebut saat kejadian.

Menurut pejabat, jembatan sepanjang 230 meter yang dibangun di abad ke-19, yang melintasi sungai Macchu di kota Morbi, tidak mampu menahan beban begitu banyak orang.

Jembatan tersebut pernah direnovasi selama enam bulan dan baru saja dibuka empat hari lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI