Suara.com - Perwira TNI Letnan Satu CPL Muhammad Arifin kini tengah disibukkan menjadi pelatih prajurit TNI AD dalam penggunaan persenjataan termasuk senjata peluru kendali anti-tank. Siapa sangka dulunya Arifin sempat bekerja sebagai sopir untuk membantu ibunya yang berjuang membesarkan ketiga anaknya.
Arifin yang lahir di Bojonegoro, Jawa Timur itu menceritakan kalau ia ditinggalkan oleh sang ayah yang meninggal dunia ketika dirinya masih kecil. Karena keadaan, Arifin harus ikut membantu meringankan beban ibunya dengan menjadi sopir.
"Pada saat ayah meninggal kami harus sempat setelah pulang sekolah kami pernah membantu menjadi sopir karena ibu juga bekerja sebagai bidang tapi memiliki tanggung jawab tiga orang anak," kata Arifin dilansir melalui YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa, Senin (31/10/2022).
Meski demikian, Arifin tidak menyurutkan keinginannya untuk masuk ke SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. Setelah lulus, Arifin memutuskan untuk mengenyam pendidikan di National Defense Academy (NDA) Jepang atau setara dengan Akademi Militer (Akmil).
Baca Juga: Hasto Kristiyanto Sebut Ada Misi Khusus 7 Pensiunan Jenderal Masuk Kader PDIP
NDA Jepang merupakan lembaga pendidikan untuk mencetak prajurit perwira untuk angkatan darat, laut maupun udara.
Di sana, Arifin memperoleh penghargaan dari sebagai salah satu siswa terbaik.
"(Untuk) kategori siswa asing dan juga dari seluruh siswa asing ada 12 negara yang ada di sana, di sana lulus langsung menjadi perwira sama seperti kita, penyesuaian di sini," ujarnya.
Kini ia bertugas sebagai instruktur dan asistensi teknik persenjataan di Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad).
"Jadi Puspalad itu memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan pemeliharaan dan pembekalan seluruh materiil TNI AD yang di dalamnya terdapat kendaraan, senjata, amunisi dan teknologi mekanik dan di dalam amunisi sendiri terdapat amunisi khusus yang di dalamnya terdapat beberapa jenis ATGM ini," terangnya.
Baca Juga: Makan di Resto Jepang, Pria Ini Nikmati Sajian Sushi Pakai Cara Warteg
Salah satu alat yang ia kuasai ialah peluru kendali anti-tank (Anti-Tank Guided Missile, ATGM) yang dirancang untuk menghancurkan tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya.
Arifin juga pernah mendapatkan pelatihan khusus dari Amerika Serikat untuk penggunaan FGM-148 Javelin yang berasal dari negara Adidaya tersebut. Bukan hanya FGM-148 Javelin, ia juga memberikan pelatihan untuk peluru kendali-anti tank dari berbagai negara.
"Kita memiliki ada FGM-148 Javelin, ATGM NLAW dari Inggris, ATGM Milan dari Italia dan Instalaza C90-CR (M3)."