Suara.com - Sedikitnya 151 orang meninggal dunia akibat berdesak-berdesakan dalam acara Halloween di satu ruas jalan sempit di ibukota Korea Selatan, Seoul, demikian keterangan pemerintah.
Setidaknya 82 orang terluka dalam insiden di kawasan hiburan malam Itaewon yang menggelar perayaan Halloween pertama sejak Covid.
Laporan-laporan menggambarkan orang-orang yang putus asa akibat berdesak-desakan dan bertumpukan di atas satu sama lain.
Sebagian besar korban meninggal dunia adalah para remaja yang berusia 20-an tahun. Sembilan belas diyakini adalah warga asing.
Sejauh ini penyebab insiden ini masih diselidiki.
Setelah menggelar pertemuan darurat, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memerintahkan membentuk tim untuk membantu merawat yang terluka. Dia juga dilakukan penyelidikan latar belakang kejadian itu.
Dengan jumlah korban tewas, ini adalah bencana paling mematikan di Korea Selatan sejak 2014, ketika kapal feri Sewol tenggelam yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Baca juga:
- 339 tewas di insiden festival air Kamboja
- Tragedi Mina: "Saya sudah lebih dahulu pulang"
- Kisah pilu di Pintu 13 dan 14 Stadion Kanjuruhan: 'Seperti kuburan massal, banyak anak kecil meninggal'
Itaewon adalah salah satu kawasan terpopuler di Seoul untuk kegiatan di malam hari.
Warga setempat dan orang-orang asing berduyun-duyun ke sana setiap akhir pekan, tetapi Halloween merupakan salah satu malam tersibuk sepanjang tahun.
Diperkirakan 100.000 orang datang untuk merayakan di sana pada Sabtu malam untuk menandai perayaan Halloween pertama kali sejak pandemi.
Orang-orang yang datang ke sana untuk berkumpul tidak dibatasi dan mereka tidak perlu memakai masker.
Suasana mulai tidak terkendali itu, agaknya, dimulai di satu gang sempit yang penuh sesak.
Foto dan video-video di media sosial menunjukkan gang itu dipadati banyak orang, dan mereka tidak bisa bergerak.
Satu video memperlihatkan orang-orang di sana sekuat tenaga untuk dapat bernapas.
Di tempat lain, beberapa orang petugas mencoba menarik orang-orang dari tumpukan mayat. Jeritan penuh kesedihan terdengar.
Jenazah korban, beberapa di antaranya mengenakan kostum Halloween, dibariskan di sepanjang jalan dengan ditutupi selimut biru.
Lainnya dibawa ke ambulans. Sebagian anggota masyarakat berusaha memberikan pertolongan pertama kepada mereka yang terbaring tak sadarkan diri.
Hal serupa juga dilakukan tim darurat yang dikirim untuk membantu.
Para kerabat dan orang-orang terdekat yang kehilangan sanak atau temannya berada di tempat kejadian pada Minggu mencari petunjuk apakah orang yang mereka cintai ada di sana.
Tetapi jasad korban sudah dipindahkan dari satu ruas jalan ke sebuah gimnasium, agar anggota keluarganya dapat mengidentifikasinya.
'Ada kejadian mengerikan di luar sana'
Jeon Ga-eul, 30 tahun, tengah bersantai di sebuah bar ketika insiden itu terjadi.
"Teman saya berkata: ada kejadian mengerikan di luar sana," ujarnya kepada kantor berita AFP.
RJP Saya balik bertanya: apa yang kamu bicarakan? Dan saya lantas ke luar bar untuk melihat apa yang terjadi, dan ada orang-orang yang melakukan CPR - pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh - di jalan."
Semua tim darurat yang tersedia di ibu kota Seoul telah dimobilisasi, menurut badan Pemadam Kebakaran Nasional.
Seorang dokter yang memberikan pertolongan pertama di tempat kejadian mengatakan, ketika dia mulai melakukan CPR ada dua korban, tetapi menurutnya "jumlahnya akan meledak setelahnya, melebihi jumlah korban-korban pertama".
Pesan-pesan di media sosial yang diunggah sebelumnya pada Sabtu malam memperlihatkan sebagian berkomentar bahwa kawasan Itaewon sangat ramai sehingga tidak aman.
Seorang saksi, Park Jung-Hoon, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kerumunan orang adalah sesuatu yang normal saat Natal, tetapi "kerumunan ini beberapa kali lebih besar".
Seorang jurnalis lokal mengatakan bahwa pesan darurat telah dikirim ke setiap ponsel di Distrik Yongsan yang mendesak warga agar kembali ke rumah sesegera mungkin karena "ada kecelakaan darurat di dekat Hotel Hamilton di Itaewon".
Saat ini perhatian kemungkinan akan beralih ke standar keselamatan dan tindakan pengendalian massa, dan Presiden Yoon telah menyerukan peninjauan kembali terhadap standar keamanan di tempat-tempat perayaan.
Berita ini akan terus diperbarui.