Suara.com - Ahli epidemologi yang juga aktif di bidang sosial, Tifauzia Tyassuma atau biasa dikenal dokter Tifa belakangan menarik perhatian lagi.
Dokter Tifa jadi perbincangan usai turut mempertanyakan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo. Kendati seorang dokter, Tifa memang sering kali vokal pada berbagai persoalan politik tertama dalam mengkritisi kebijakan pemerintah.
Kembali melempar kritik, dokter Tifa kini menunjuk Jokowi sebagai orang bodoh yang merasa pintar. Hal ini diungkapkan dokter Tifa dalam akun Twitternya pada Sabtu (30/10/2022).
Pada cuitannya tersebut dokter Tifa mengunggah sebuah pemebritaan di mana Presiden Joko widodo meluncurkan metaverse IKN bernama Jagat Nusantara.
"Ketika orang bodoh yang merasa dirinya pintar, diperbodoh untuk melakukan hal di luar kemampuan isi pikirannya," tulis dokter Tifa di akun Twitternya.
Cuitan tersebut sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
"Saya heran dengan Ibu. Mengaku seorang dokter tapi pemikirannya tidak maju. Saya saja warga biasa kagum bahwa Indonesia sudah bisa melompat dalam dunia teknologi dengan adanya Metaverse IKN ini," komentar warganet.
"Yang dikatai bodoh itu walikota dua periode, gubernur DKI, dan kemudian Presiden dua peridode, sementara yang ngatain bodoh masih jadi jongos hoaks dan fitah," imbuh warganet.
"Ngaku dokter tapi kerjaannya cuma nyinyir. Buka praktik kek, bantuin orang kek atau gimana," tambah lainnya.
"Tugas utama sebagai dokter yang saya tahu itu mengobati orang sakit, bukan ngoceh gak jelas di sosmed," tulis warganet di kolom komentar.
Profil Dokter Tifa
Berdasarkan penelusuran Suara.com pada akun media sosial dokter Tifa, nama lengkap dokter tersebut adalah Tifauzia Tyassuma.
Dokter Tifa kini berprofesi sebagai kepala Alhina Institute, sebagaimana yang tercantum di profil LinkedIn miliknya. Ia menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Gadjah Mada. Ia mendapat gelar PhD untuk Molecular Epidemiology dari Universitas Indonesia.
Sebelum menjabat kepala di Alhina Insitute, dokter Tifa menjabat Executive Director di Center for Clinical Epidemiology & Evidence RSCM Jakarta. Tifa mengemban jabatan tersebut sejak 2009.
Ia juga mengemban jabatan Sekretaris Jenderal untuk Indonesian Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine Network sejak 2010 silam.