Suara.com - Aksi pengeroyokan empat remaja oleh tukang parkir dan delapan pegawai hotel berbintang di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah ditangani kepolisian. Peristiwa itu terjadi disebut diawali dengan makian yang dilontarkan korban.
Lokasi penganiayaan ini terjadi di dua tempat pada Sabtu (22/10/2022) dini hari, sekitar pukul 03.00 WITA. Pertama di depan swalayan wilayah Dasan Cermen, Kota Mataram. Kedua di salah satu rumah yang dihuni para korban di wilayah Terong Tawah, Kabupaten Lombok Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Komisaris Besar Polisi Teddy Ristiawan mengatakan, pihaknya telah menemukan motif sembilan pelaku melakukan penganiayaan.
Menurutnya, kekerasan yang dilakukan bersama-sama itu merupakan reaksi dari perbuatan keempat korban yang pada awalnya melakukan kericuhan di depan hotel tempat para pelaku bekerja.
Baca Juga: Kearifan Lokal Dalam Arsitektur di NTB Kini Dirasa Penting Untuk Menunjang Pariwisata
Kronologinya, keempat korban bersama seorang rekannya yang berhasil lolos dari pengeroyokan tersebut bernama Anshari melintas di depan hotel.
Kelima remaja itu berboncengan menggunakan motor dan tiba-tiba melontarkan makian kepada para pelaku yang sedang duduk santai di depan kafe hotel. Mereka diduga dalam keadaan mabuk saat berkendara dan memaki.
"Jadi, malam itu keempat korban bersama seorang rekannya diduga dalam kondisi mabuk," cerita Teddy di Mataram, Sabtu (29/10/2022).
Aksi kelima remaja itu membuat para pelaku naik pitam. Mereka akhirnya melakukan pengejaran. Namun, korban saat itu berhasil lolos dan kabur dengan dua motor.
Selang berapa lama, dua dari empat korban, yakni MF bersama Anshari kembali berulah. Dengan berboncengan, mereka kembali melintasi depan hotel sambil mengacungkan tangan yang memberi kesan menantang para pelaku.
Baca Juga: Hujan dan Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Bali Maupun NTB Hari Ini
Karena terpancing emosi, sembilan pelaku kembali tancap gas mengejar kedua korban. Ada pelaku yang melakukan pengejaran dengan motor dan ada juga yang mengejar dengan mobil.
"Saat sedang dikejar, tiba-tiba kendaraan yang dikendarai MF dan rekannya Anshari berhenti di depan swalayan, wilayah Dasan Cermen, kendaraan mereka kehabisan bensin," lanjutnya.
Para pelaku yang mengetahui kondisi tersebut langsung mengadang dan berhasil mengeroyok salah seorang remaja itu hingga babak belur, yakni MF. Cerita Anshari, lanjut Teddy, dia berhasil kabur dari kejaran para pelaku.
Belum puas melampiaskan emosi ke satu korban, MF yang menjadi korban pertama dari pengeroyokan di depan swalayan itu langsung diangkut ke dalam kendaraan roda empat milik salah seorang pelaku.
"Korban dimasukkan ke dalam kendaraan dan dibawa untuk mencari rekan lainnya," kata Teddy.
Pencarian pun berakhir di rumah yang dihuni para korban di wilayah Terong Tawah, Kabupaten Lombok Barat. Dari lokasi kedua ini, para pelaku menemukan tiga korban lainnya, yakni RA, RH, dan AN. Mereka pun turut menjadi sasaran para pelaku.
Masih dari lokasi kedua, para pelaku juga terungkap sempat menyuruh MF menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pegawai hotel melalui rekaman video.
Terkait hal tersebut, Teddy meyakinkan bahwa pihaknya sudah menyita bukti rekaman video permohonan maaf MF yang saat itu terlihat masih dalam kondisi mabuk dengan luka lebam di wajahnya.
"Jadi, sembilan pelaku sudah ditahan di Rutan Polda NTB. Mereka ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka yang diduga melanggar Pasal 170 KUHP juncto Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara," kata Teddy.
Kendaraan roda dua yang dikendarai Anshari maupun kendaraan roda empat yang digunakan pelaku dalam aksi itu, juga sudah dipastikan Teddy masuk dalam daftar barang sitaan.
"Ada juga kami sita pistol mainan yang katanya digunakan untuk menakut-nakuti dan mengancam korban," ujar Teddy. [ANTARA]