Tanpa Langkah Strategis yang Lebih Substantif, ISESS Ragu Tingkat Kepercayaan Publik ke Polri Akan Meningkat

Jum'at, 28 Oktober 2022 | 22:23 WIB
Tanpa Langkah Strategis yang Lebih Substantif, ISESS Ragu Tingkat Kepercayaan Publik ke Polri Akan Meningkat
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo konfrensi pers kasus penangkapan Irjen Teddy Minahasa terkait narkoba di Gedung Rupatama Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/10/2022). [Suara.com/Yasir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat kepolisan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto ragu tingkat kepercayaan publik ke Polri akan meningkat pada akhir tahun ini. Di sisi lain, dukungan moril dari para mantan Kapolri juga tidak akan berdampak signifikan tanpa adanya langkah strategis yang lebih substansial dalam melakukan pembenahan.

"Sebagai dukungan moril dari senior ke junior sah-sah saja dan baik-baik saja dilakukan. Tetapi tidak akan memberikan dampak yang signifikan. Dukungan presiden dan publik untuk Kapolri agar melakukan pembenahan pada institusi Polri itu malah lebih penting. Kalau dukungan presiden dan publik sudah ada, Kapolri menunggu apalagi?" kata Bambang kepada Suara.com, Jumat (28/10/2022).

Bambang menilai sebagian besar dari publik saat ini menunggu langkah strategis Kapolri yang lebih substansial dalam rangka melakukan pembenahan. Bukan sekadar persoalan-persoalan teknis dan parsial.

"Terkait pungli misalnya, tidak hanya memberikan pernyataan-pernyataan saja yang ujung-ujungnya hanya membersihkan permukaan-permukaan saja, tapi tak menyentuh akar masalah. Demikian juga dengan larangan hedon, atau setoran ke atasan," ujarnya.

"Langkah-langkah strategis tentunya harus dengan melakukan restrukturisasi atau reinstrumentasi internal. Kalau tidak ada restrukturisasi atau reformasi struktural sebagai langkah konkrit sebuah kebijakan, pada akhirnya pernyataan Kapolri tadi hanya sekedar slogan yang tak menyentuh akar masalah," imbuhnya.

Bambang beranggapan hingga kekinian belum terlihat adanya langkah strategis yang lebih substansial yang dilakukan Kapolri.

Munculnya kasus Irjen Teddy Minahasa usai kasus Ferdy Sambo menurutnya merupakan fakta yang menunjukkan bahwa reformasi kepolisian belum berjalan dengan baik.

"Munculnya Irjen TM, Ferdy Sambo dan lain-lain tentunya adalah produk dari sistem di kepolisian. Makanya kalau reformasi kepolisian berjalan dengan baik, harusnya tidak akan menimbulkan problem-problem yang terjadi selama 3-4 bulan terakhir ini," kata dia.

Dengan kondisi seperti itu, Bambang menilai berat bagi Kapolri untuk memenuhi harapan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri akan meningkat pada akhir tahun ini.

Baca Juga: 7 Mantan Kapolri Turun Gunung ke Mabes Polri, Lemkapi: Kehadiran Mereka Jadi Energi Baru

"Beban yang berat seperti saat ini, sepertinya berat juga dalam 3 bulan ke depan Kapolri bisa memenuhi target sesuai harapan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI