Kasus Perempuan yang Membunuh, Memenggal, dan Membuang Sahabatnya

SiswantoBBC Suara.Com
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 15:45 WIB
Kasus Perempuan yang Membunuh, Memenggal, dan Membuang Sahabatnya
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa yang akan membuat seorang perempuan membunuh sahabatnya, memenggalnya, memasukkan tubuhnya ke dalam koper, menyimpannya selama dua pekan, lalu membuangnya di hutan sejauh 321 kilometer?

Bagi Jemma Mitchell, jawabannya sederhana. Ketamakan.

"Mitchell adalah pembunuh yang kejam. Motivasinya adalah uang. Fakta-fakta dari kasus ini mengejutkan," kata Kepala Detektif Inspektur Kepolisian Metropolitan London, Jim Eastwood.

Ini adalah kisah persahabatan yang bermula di dalam jemaat sebuah gereja Kristen, namun berakhir tragis. Satu perempuan tewas dan satu perempuan lainnya terancam menghabiskan seumur hidupnya di balik jeruji besi.

Baca Juga: Diduga Putri Candrawathi Ikut Menghabisi Brigadir J dengan Senjata Api Buatan Jerman, Kamaruddin: Sudah Berencana Membunuh Sejak di Magelang

Baca juga:

Pembunuhan ini terkuak ketika pada suatu sore di musim panas ketika suatu keluarga sedang berwisata di sebuah kota tepi laut. Salah satu dari mereka tiba-tiba tersandung tubuh tanpa kepala.

Mee Kuen Chong, yang juga dikenal sebagai Deborah dan lahir di Malaysia, telah menghilang selama 16 hari.

Mayat perempuan berusia 67 itu ditemukan tergeletak di hutan di Salcombe, Devon, yang berjarak sekitar 321 kilometer dari rumahnya di London.

Kepalanya baru ditemukan beberapa hari kemudian di area sekitarnya.

Baca Juga: Tunjukan Wajah Tenang Setelah Membunuh, Apakah Pria Ini Benar-Benar Psikopat?

Setahun kemudian, sidang pembunuhan mengungkap rincian yang mengerikan dan sulit dilupakan.

Deanne Heer KC menguraikan tuntutannya di dalam ruang sidang.

Kejadiannya sederhana: "Jemma Mitchell menyerang dan membunuh mendiang, lalu mengangkut tubuhnya menggunakan koper biru besar ke Salcombe, tempat dia berusaha membuang tubuh itu."

Selama sidang berlangsung dua pekan, Mitchell sebagai terdakwa mendengarkan dari bilik kaca.

Sedangkan keluarga Chong menyaksikan persidangan melalui tautan video dari Malaysia.

Heer KC mengatakan kepada juri bahwa penuntutan tidak perlu membuktikan motif terdakwa, "tetapi dalam kasus ini, motifnya jelas adalah uang".

Mitchell berasal dari keluarga kaya, berpendidikan swasta, dan ibunya pernah bekerja di Kementerian Luar Negeri.

Dia memiliki properti di Australia, tempat kelahirannya. Adapun rumah keluarganya di London berlokasi di kawasan yang rata-rata harga jualnya tidak kurang dari 1 juta pound (Rp18 miliar).

Pesan singkat dari Chong menunjukkan bahwa dia meyakini rumah Mitchell bernilai 4 juta pound (Rp72 miliar).

Namun, rumah itu perlu direnovasi. Kamar-kamarnya penuh dengan barang-barang, bahkan beberapa ruangan tidak bisa dimasuki, jelas Heer KC kepada hakim.

"Ada kotak-kotak, koper-koper, lemari es yang penuh dengan makanan, kasur tua dan bahan bangunan di mana-mana. Dapurnya kotor, sisa makanan membusuk di atas kompor dan berantakan, dengan dokumen-dokumen kertas menutupi permukaannya," tutur Heer KC.

"Kamar mandinya kotor dan dalam kondisi buruk. Tempat itu tampak seperti rumah seorang penimbun. Lantai duanya direnovasi, dinding dan langit-langitnya belum terbangun sepenuhnya."

Pengadilan mengetahui bahwa Chong menawarkan Mitchell uang sebesar 200.000 pound (Rp3,6 miliar) untuk membantu merenovasi rumahnya, tetapi Mitchell menolak tawaran itu. Tidak lama kemudian, Chong menghilang.

Kedua perempuan itu mengakui diri mereka sebagai penganut Kristen yang taat. Keduanya bertemu di gereja sekitar Agustus 2020.

Mitchell menggunakan situs kencan online bernama Christian Connection, sementara Chong aktif mengunggah pesan-pesan dari Injil.

Tidak diketahui apa yang membuat kedua perempuan ini tertarik satu sama lain, tetapi Chong adalah perempuan yang rentan dengan masalah kesehatan mental, dan Mitchell memiliki gelar di bidang osteopati, menawarkan saran-saran kesehatan serta penyembuhan spiritual.

Chong dikenal karena sifatnya yang murah hati, berteman dengan para tunawisma dan bersedia membantu mereka yang membutuhkan.

Keduanya tampak berhubungan baik. Tapi kemudian tubuh Chong ditemukan dan para detektif mulai menelisik rekaman-rekaman CCTV.

Setelah itu, semuanya mulai terurai.

Detektif Eastwood mengatakan ada "banyak bukti" yang mengarah ke Mitchell.

"CCTV melacak Mitchell menuju dan pulang dari kawasan Deborah tinggal pada hari dia meninggal. Ada juga rekaman CCTV yang memperlihatkan Mitchell saat dia pergi ke Devon, lalu pulang."

"Kami berhasil menemukan koper biru beroda yang kami yakini dia gunakan untuk mengangkut mayat Deborah dari Chaplin Road ke kediamannya sendiri di Brondesbury Park. Dari situ, dia lalu ke Devon."

Mitchell juga mengaktifkan kembali nomor telepon tetangganya yang telah meninggal dan membawanya.

"Kami bisa membuktikan bahwa dia meninggalkan ponselnya sendiri di rumah saat dia menggunakan ponsel tetangganya yang sudah meninggal dalam perjalanan menuju dan kembali dari Devon," jelas Detektif Eastwood.

Polisi kemudian melacak alamat Mitchell dan menemukan alasan penipuan yang mengerikan serta pengkhianatan terhadap sebuah persahabatan.

"Kami menemukan surat wasiat, yang bisa kami buktikan bahwa itu dipalsukan demi mengklaim tanah Deborah."

"Ini kami temukan bersama dokumen pribadi dan dokumen keuangan yang diambil Mitchell dari alamat Deborah pada 11 Juni."

Jaksa penuntut umum mengatakan kepada para juri bahwa Mitchell "sepenuhnya berniat menggunakan itu untuk keuntungan pribadinya".

Detektif Eastwood mengambarkan rencana berdarah dingin itu "mengerikan".

Koper biru yang diseret Mitchell di jalanan London menjadi perhatian dalam persidangan ini.

Jaksa penuntut umum mengatakan Mitchell membawa koper itu ke rumah Chong dengan tujuan membunuhnya, lalu memasukkan tubuh Chong ke dalam koper tersebut.

Para juri pun mengetahui bahwa koper itu "jauh lebih berat dan lebih sulit dikendalikan" ketika Mitchell meninggalkan rumah Chong.

Dua pekan kemudian, dengan menggunakan nama palsu dan mengaktifkan kembali nomor telepon tetangga yang sudah meninggal, MItchell menyewa mobil, memasukkan koper ke dalam mobil, dan pergi ke Devon.

Perjalanan ini, kata jaksa, dilakukan untuk membuang jenazah Chong.

Detektif Eastwood berkata: "Ketika Anda mempertimbangkan cara yang diperhitungkan Mitchell dalam merencanakan pembunuhan ini, dari menghubungkan kembali ponsel tetangga yang telah meninggal sebelum pembunuhan sehingga dia dapat menggunakannya saat mengangkut jenazah korban ke Devon, membawa koper beroda ke rumah Deborah dengan pengetahuan bahwa dia akan menggunakannya untuk mengambil mayat dari alamat setelah dia membunuhnya.

"Itu adalah tindakan yang benar-benar keji."

Di antara kematian Chong dan perjalanan ke Salcombe, Mitchell menunjukkan kejernihan pikirannya dengan pergi berkencan ke Kebun Binatang London dengan seseorang yang dia temui secara online.

Namun, perhitungan dan perencanaan Mitchell kandas. Sebab dia tidak memperhitungkan roda yang rusak atau ban yang pecah.

Seorang montir pinggir jalan yang dikirim untuk mengganti ban mobil melihat Mitchell bertingkah aneh. Dia juga mencium "bau aneh" dari kendaraan, dan merasa aneh bahwa Mitchell berkeras agar roda yang sudah rusak disimpan di kursi belakang bukan di bagasi.

Mitchell menolak memberikan bukti selama persidangannya. Sejak penangkapannya pada 6 Juli 2021, dia tetap bungkam sepanjang waktu.

Pengadilan mendapatkan keterangan bahwa Mitchell lulus dari King's College London dengan gelar ilmu sains manusia, yang mencakup kursus anatomi eksperimental.

Dia punya keterampilan untuk memotong-motong tubuh. Dia memiliki keterampilan untuk memenggal kepala, meskipun tidak jelas mengapa dia melakukannya.

Dia juga bekerja sebagai ahli osteopati di Australia selama tujuh tahun sebelum kembali ke Inggris pada 2015, tempat dia tinggal bersama ibu dan saudara perempuannya.

Mitchell adalah satu-satunya orang yang tahu persis apa yang terjadi di Chaplin Road, di rumah Ms Chong, pada hari yang mengerikan di bulan Juni 2021.

Detektif Eastwood berkata: "Kami hanya bisa berspekulasi tentang apa yang dilakukan Mitchell dan apa rencananya yang lebih luas.

"Hampir pasti bahwa Mitchell memenggal Deborah pada saat itu.

"Pembusukan ketika mayat itu ditemukan berada pada kondisi yang sangat lanjut sehingga Mitchell mungkin mulai takut tubuh Deborah akan ditemukan - apakah ini memaksanya untuk memindahkan tubuh dan mengapa dia memilih Salcombe di Devon, kita mungkin tidak pernah tahu.

"Namun, yang jelas adalah Mitchell - melihat kesempatan untuk mendapatkan dana yang sangat dia inginkan menghilang - memutuskan untuk menyerang dan membunuh seorang wanita yang rentan demi keuntungannya sendiri dalam kejahatan yang benar-benar tercela."

Mitchell telah dinyatakan bersalah atas pembunuhan, yang dia bantah. Pengadilan akan menjatuhkan vonis hukuman pada Jumat 28 Oktober.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI