Suara.com - Jepang dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk membeli rudal jelajah Tomahawk buatan Amerika Serikat untuk menghadapi ancaman rudal dan nuklir Korea Utara dan China.
Antara menyebut ketertarikan Jepang tersebut disampaikan oleh sejumlah sumber pemerintah Jepang pada Jumat (28/10) dan menjadi salah satu upaya yang dilakukan guna mendapatkan kemampuan untuk menonaktifkan rudal negara musuh di wilayah negara Asia Timur itu.
Disebutkan bahwa pemerintah Jepang sedang menjajaki pembelian rudal jarak menengah AS, yang dapat diluncurkan di laut, di tengah ancaman rudal dan nuklir Korut serta aktivitas militer China yang gencar.
Pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida bermaksud untuk mendeklarasikan kepemilikan perlengkapan serangan militer saat pemerintah Jepang memperbarui pedoman utama keamanan jangka panjang negara itu pada akhir tahun ini.
Langkah Kishida itu dinilai kontroversial di Jepang karena negara itu telah lama memegang posisi kebijakan keamanan yang berorientasi pada pertahanan diri secara eksklusif di bawah konstitusi yang menolak perang.
Sebelumnya, Jepang, bersama dengan AS dan Korea Selatan, telah mengeluarkan peringatan bagi Korut terkait isu uji coba nuklir negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu.
Ketiga negara menyebut akan memberikan respons yang “tidak tertandingi” jika Korut nekat menggelar uji coba nuklir.
Al Jazeera melaporkan bahwa peringatan itu dirilis pada hari Rabu (26/10) di tengah adanya kekhawatiran AS dan sekutunya bahwa Korut sedang bersiap untuk menggelar uji coba bom nuklir untuk pertama kali sejak 2017, yang juga akan menjadi uji coba nuklir ketujuhnya.
“Kami mendesak [Korut] untuk menahan diri dari melakukan provokasi yang lebih jauh,” kata Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, yang juga menyebut tindakan Korut “sembrono” dan mengganggu stabilitas kawasan.
Ia juga mengatakan bahwa AS akan menggunakan kemampuan militernya secara maksimal, “termasuk pertahanan nuklir, konvensional, dan rudal”, untuk melindungi Jepang dan Korsel yang merupakan sekutunya di kawasan.