Suara.com - Media lokal dituntut bisa memahami kebutuhan pasar serta memproduksi berita yang bisa sesuai dengan platform medianya. Sehingga media perlu mencari model bisnis yang sesuai dalam proses melakukan transformasi dalam dunia teknologi digital.
Sebagai platform pionir native advertising, MGID membahas hal tersebut dalam salah satu workshop Local Media Summit 2022 dalam sesi Finding a Viable Business Model for Local Media di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Untuk diketahui, MGID membantu penerbit agar bisa memonetisasi konten, lalu pada saat yang sama memelihara pemirsa dengan mendorong performa dan brand awareness.
Senior Account Manager MGID Indonesia Aliefah Permata Fikri mengemukakan, perlunya pendekatan berbasis data. Melihat kondisi saat ini, hal yang paling penting, yakni saling menolong dan saling berkolaborasi antara media lokal dan media nasional.
Baca Juga: Local Media Summit 2022: Ajang Akbar Ulas Tantangan Media Lokal di Indonesia
"Sebagai platform beriklanan native, kami ingin memberikan dukungan kepada media lokal karena media media adalah partner (MGID)," katanya.
Dia menuturkan, MGID mengutamakan transparansi 100 persen sehingga kontrol penuh untuk peletakan iklan dan konten juga dilakukan.
RPMS terkemuka di industri yang digerakkan oleh pengiklan merek lokal dan global juga dirangkul. Tujuannya, untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
“Format iklan yang dapat disesuaikan untuk menghubungkan minat pemirsa yang sebenarnya. (MGID) ketentuan pembayaran fleksibel,” sebutnya.
Dia melanjutkan, untuk monetisasi dan retensi, pencocokkan algoritme berbasis Artificial Intelligence (Al) perlu dilakukan. Rasio pengisian 100 persen dengan permintaan terprogram serta terarah, baik dalam native, display, maupun video.
Baca Juga: Local Media Summit 2022 Jadi Pertemuan Akbar Pertama Media Lokal di Indonesia
Dia menjelaskan, smart widget merupakan solusi dalam satu hal yang mampu memberikan penerbit kuasa penuh atas pengalaman pengguna. Seperti monetisasi, retensi pengguna, dan pengunjung baru.
“Didukung oleh mesin rekomendasi MGID yang sedang dalam proses paten. Smart widget membuat kombinasi dari berbagai macam format secara otomatis untuk mencapai misi penerbit,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan, peningkatan kinerja terasa signifikan seperti, peningkatan CTR hingga 40 persen dibandingkan penempatan native tradisional.
Selain itu juga, meningkatkan on-site engagement, pengalaman pengguna dan menghasilkan CPM 20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan iklan native klasik.
Kemudian, under-article widget, dia menyampaikan unit iklan ini berfungsi untuk responsif dan bisa menyesuaikan. Hal ini menjadi sisi klasik dalam periklanan native.
“Tata letak native yang dapat disesuaikan dengan mudah. Kompatibel dengan mesin situs, ukuran layer atau peramban apapun, serta dapat dikombonasikan dengan bursa internal,” lanjutnya.
Dia juga menuturkan ada header widget dan sidebar widget. Seperti header widget, unit iklan tersebut sangat nampak dan memberikan engagement pemirsa secara maksimal. Sedangkan, sidebar widget wajib dimiliki untuk mendapatkan aliran penghasilan tambahan di desktop.
Untuk hal yang pas sebagai bagian besar server iklan dia membeberkan ada IAB banners. Yakni, unit iklan yang membawa kinerja native ke baner display.
"Cocok untuk sebagian besar server (iklan), kompatibel dengan Google Ad Manager, sesuai dengan standar IAB display," katanya.
Untuk bisa memaksimalkan CPM, terdapat video recommendation player. Hal tersebut mampu meningkatkan waktu yang dihabiskan pemirsa di situs setidaknya 15 persen.
Peningkatan hasil rata-rata situs juga terjadi. Dengan iklan video MGID, mampu mendongkrak CPM 30-100 persen.
"MGID menyediakan pustaka yang berisi lebih dari 10.000 video dari banyak brand unggulan di dunia," katanya.
Untuk diketahui, Local Media Summit 2022 merupakan agenda yang dilakukan mempertemukan media lokal untuk pengembangan bisnis yang kali pertama dilakukan di Indonesia dan berlangsung selama dua hari, mulai Kamis-Jumat (27-28/10/2022).