PDIP Harus Tahu, Ganjar Pranowo Bakal Menang Jika Head to Head Lawan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto

Kamis, 27 Oktober 2022 | 12:45 WIB
PDIP Harus Tahu, Ganjar Pranowo Bakal Menang Jika Head to Head Lawan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto
Kolase Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan (Instagram/ganjarpranowo/prabowo/aniesbaswedan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilihan presiden baru diselenggarakan tahun 2024, tetapi survei elektabilitas calon-calon potensial sudah dilakukan.

Sejauh ini baru Anies Baswedan yang sudah resmi dideklarasikan sebagai bakal calon presiden oleh Partai NasDem. Elektabilitasnya pun tergolong baik dan hanya disaingi oleh dua nama unggulan lain, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Meski masih terlalu dini untuk memastikan ketiganya yang akan bertarung di Pilpres 2024, namun survei elektabilitas sudah mulai mensimulasikan bila ketiga nama itu dipertemukan secara head to head.

Salah satunya lewat Survei Litbang Kompas, yang hasilnya dikutip Suara.com dari tayangan kanal YouTube Harian Kompas. Disebutkan bahwa Ganjar lah kandidat capres paling unggul dari ketiganya.

Baca Juga: Ogah Berandai-andai Anies Bakal Pilih Pendamping dari Luar Koalisi, AHY Yakin jadi Cawapres?

"Simulasi head to head capres survei nasional Kompas Oktober 2022 mencatat, Ganjar Pranowo unggul jika head to head dengan Anies Baswedan maupun Prabowo Subianto," begitulah kesimpulan dari hasil survei yang diselenggarakan, dikutip pada Kamis (27/10/2022).

Seperti apa angkanya? Bila Ganjar dipertemukan dengan Anies, sang Gubernur Jawa Tengah mendapatkan perolehan 52,8% suara, sementara Anies 47,2% suara.

Meski unggul, tetapi tampak ada kenaikan tipis untuk perolehan suara Anies bila dibandingkan dengan survei bulan Januari 2022 (46,8%) dan Juni 2022 (46,2%).

"Sementara jika Ganjar berhadapan dengan Prabowo, Ganjar memperoleh 52,9 persen, dan Prabowo 47,1 persen," sambung Survei Litbang Kompas.

Anies Baswedan dan Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta, Rabu (19/4).
Anies Baswedan dan Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta, Rabu (19/4).

Berbeda dengan survei head to head Ganjar dan Anies, justru terjadi tren penambahan perolehan suara untuk Ganjar. Pasalnya Ganjar justru kalah dari Prabowo di survei periode Januari 2022 (47,8%) dan Juni 2022 (48,8%).

Baca Juga: SMRC Sebut Elektabilitas Ganjar Pranowo Melebihi Prabowo Subianto, Gerindra: Kami Santai Tidak Gusar

Hasil ini tentu menambah panjang daftar lembaga survei yang menempatkan Ganjar di puncak elektabilitas kandidat capres. Namun nyatanya, hingga kini, Ganjar justru belum mendapat dukungan pasti dari partai politik tertentu.

Di sisi lain, Survei Litbang Kompas juga mensimulasikan head to head Anies dan Prabowo. Hasilnya Prabowo masih unggul sebesar 52,1% bila dibandingkan dengan Anies (47,9%).

Namun interval suara antara Prabowo dan Anies juga semakin berkurang bila dibandingkan dengan periode Januari 2022 (61,1%:38,9%) dan Juni 2022 (56,8%: 43,2%).

Survei Litbang Kompas dilakukan kepada 1.200 responden di 34 provinsi dengan margin of error 2,8 persen.

Ganjar Pranowo Ditegur Usai Bilang 'Siap Nyapres'

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. [Dok Pemprov Jateng]
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. [Dok Pemprov Jateng]

Bila biasanya berkelit, Ganjar Pranowo baru-baru ini mencuri perhatian karena menegaskan kesiapannya mencalonkan diri di Pemilihan Presiden 2024.

Dalam sebuah wawancara di televisi swasta, Ganjar mengaku siap menjadi capres selama demi kebaikan bangsa dan negara.

Namun pernyataan itu berbuah sanksi teguran lisan yang diberikan DPP PDI Perjuangan pada Senin (24/10/2022). Ganjar sendiri mengaku menerima dengan lapang dada teguran tersebut.

"Kami mendapatkan peringatan, tentu sebagai kader kami terima. Ini juga bagian dari disiplin yang tadi disampaikan Pak Hasto," tutur Ganjar, merujuk pada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang ditemuinya di DPP PDIP.

Namun Ganjar ternyata juga tidak menarik pernyataan kesiapannya menjadi capres. "Saya orang diklat. Semua kader mesti siap apa pun. Tetapi keputusan ada di ketua umum dan itu adalah keputusan kongres yang semua kader harus ikut," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI