Suara.com - Belum lama ini, publik digegerkan dengan isu penarikan produk dry shampoo atau sampo kering aerosol di Amerika Serikat. Hal ini karena kandungan pada dry shampoo, benzena, diduga dapat memicu kanker jika terpapar berlebihan pada manusia. Lantas, apa itu benzena?
Kabar penarikan sampo kerin ini ini tentu saja membuat banyak masyarakat khawatir, terlebih bagi mereka yang tidak mengetahui bedanya dry shampoo dengan sampo biasa yang digunakan sehari-hari.
Dry shampoo bisa mengurangi minyak, lemak, dan kotoran pada rambut hanya dengan menyemprotkan produk berbentuk aerosol. Penggunaannya memang berbeda dengan sampo biasa yang harus dibersihkan dan dibilas dengan air mengalir.
Memangnya, kenapa dry shampoo ditarik dari peredarannya? Dan apa hubungannya dengan benzena? Mari simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Dry Shampoo Mengandung Benzena
Unilever memang diketahui telah melakukan penarikan beberapa produk di Kanada dan Amerika Serikat karena adanya potensi benzena yang diduga disebabkan oleh propelan. Kandungan benzena ini disebut-sebut dapat memicu kanker jika terpapar secara berlebihan pada manusia.
Dikatakan, paparan benzena dapat terjadi melalui inhalasi, oral, atau melalui kulit yang dapat menyebabkan kanker, termasuk leukemia atau kanker darah.
Penarikan yang dilakukan terhadap produk dry shampoo tersebut belum membuktikan kandungan benzena dalam produk Unilever berdampak pada kesehatan. Namun, sebagai langkah antisipasi dan juga kehati-hatian, Unilever melakukan Unilever Recall dengan menarik sejumlah produknya dan memberi kompensasi bagi pelanggan yang terdampak.
Benzena sebetulnya tidak digunakan untuk memproduksi barang-barang konsumsi. Zat ini digunakan kepada bahan-bahan seperti sampo dan kondisioner kering, tabir surya aerosol, anti perspirant, ataupun pembersih tangan.
Baca Juga: Diduga Picu Kanker, Ini Daftar Sampo Unilever yang Ditarik dari Pasaran
Hanya saja, ada kemungkinan kontaminasi karena benzena memang digunakan dalam banyak produksi bahan kimia. Dalam kasus penarikan yang dilakukan oleh Unilever pada 18 Oktober, penyelidikan internal menemukan bahwa propelan aerosol dalam kaleng semprotan yang menjadi sumber kontaminasi.