Bagaimana Hukum Merayakan Halloween dalam Islam? Ini Penjelasannya

Rabu, 26 Oktober 2022 | 17:30 WIB
Bagaimana Hukum Merayakan Halloween dalam Islam? Ini Penjelasannya
Ilustrasi hukum merayakan Halloween dalam Islam. (Pixabay/SzaboJanos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Halloween yang dirayakan setiap tanggal 31 Oktober malam di negara-negara barat mulai dilirik oleh masyarakat Indonesia. Sebenarnya, bagaimana hukum merayakan Halloween dalam Islam?

Mendekati tanggal 31 Oktober, semakin banyak orang yang mulai mencari tau serba serbi Halloween. Salah satunya mengenai hukum merayakan Halloween dalam Islam. Berikut ini Suara.com merangkum penjelasannya untuk Anda.

Hukum Merayakan Halloween dalam Islam

Merangkum berbagai sumber, Nabi Muhammad SAW melarang umat Islam meniru kebiasaan agama lain, apalagi itu datang dari orang-orang kafir. Hal ini sesuai dalam hadis  riwayat HR Abu Daud dan Ahmad di bawah ini.

"Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka'."  (HR Abu Daud dan Ahmad)

Suatu hari ketika Nabi Muhammad dan kaum Muhajirin hijrah ke Madinah, beliau ditemukan penduduk di kota itu hanya memperingati dua hari raya, yaitu Mihrajan dan Nairuz.

Nabi Muhammad kemudian bersabda untuk mengingatkan kaum Muhajirin dan penduduk Madinah lainnya, terutama yang sudah memeluk agama Islam, seperti  yang diungkapkan dalam HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i:

"Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikannya dengan dua hari raya terbaik untuk kalian; Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i)

Melalui dua hadis di atas, Nabi Muhammad SAW sudah memberi petunjuk dengan jelas, perayaan apa saja yang dilakukan dalam agama Islam dan mengatur untuk tak mengikuti perayaan lain termasuk Halloween.

Sejarah Halloween yang bertentangan dengan ajaran agama Islam juga menjadi rujukan, mengapa umat muslim tak ikut merayakan Halloween. 

Dalam sejarahnya, tradisi perayaan Halloween berakar dari budaya Paganisme yaitu kepercayaan menyembah berhala yang dilakukan oleh bangsa Celtic di Irlandia. Tradisi Halloween awalnya dirayakan hanya saat Malam Samhain.

Tradisi perayaan Halloween juga dilakukan untuk mulainya musim dingin dan hari pertama tahun baru di wilayah Britania Raya (Great Britain).

Berdasarkan kalender Masehi, malam Samhain jatuh pada tanggal 31 Oktober di mana pada malam hari itu, mereka percaya orang yang memiliki kekuatan gaib akan berkumpul dan mengunjungi dunia yang dihuni manusia.

Kaum Pagan kemudian mengorbankan hewan dan tumbuh-tumbuhan sebagai persembahan agar merek ayang turun ke bumi senang dan bangsanya terhindar dari kekuatan gaib.

Tradisi ini berkembang pesat dalam budaya barat karena orang-orang Irlandia membawanya ketika pindah ke Amerika Utara dan belakangan kita mengenalnya sebagai perayaan Halloween.

Mengingat sejarahnya, tak heran jika umat Islam tak boleh ikut merayakan Halloween karena masuk dalam kegiatan syirik. Itulah hukum merayakan Halloween dalam Islam. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Kontributor : Rima Suliastini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI