BNPT Ungkap Perempuan Bercadar Coba Terobos Istana, Berpaham Radikal Dan Pendukung HTI

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 26 Oktober 2022 | 09:29 WIB
BNPT Ungkap Perempuan Bercadar Coba Terobos Istana, Berpaham Radikal Dan Pendukung HTI
Wanita bercadar ditangkap seusai menodongkan senpi jenis FN ke Paspampres di Istana Negara. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkap hasil pendalaman sementara terhadap perempuan bercadar yang mencoba menerobos Istana Merdeka sembari membawa senjata api jenis pistol pada Selasa (25/10/2022) pagi kemarin.

BNPT menyebut perempuan itu adalah pendukung kelompok ormas Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) dan berpaham radikal.

"BNPT sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal," kata Direktur Pencegahan BNPT R Ahmad Nurwakhid melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Kata dia, dalam penelusuran sementara diketahui pelaku yang bernama Siti Elina memiliki pemahaman yang radikal serta pendukung salah satu ormas radikal, yakni HTI dan telah dibubarkan pemerintah.

Baca Juga: Bikin Geger Se-Indonesia, Begini Kronologi Perempuan Bercadar Bawa Senpi Coba Terobos Istana Hingga Diciduk Polisi

Ia juga diketahui sering mengunggah propaganda khilafah melalui akun media sosialnya. Pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat adanya keterkaitan dengan aktor-aktor lain.

Nurwakhid mengatakan kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan hal yang baru. Peristiwa tersebut mengingatkan pada ancaman bom di Istana Negara yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada tahun 2016.

Calon pengantin yang ingin melakukan aksi teror di Istana Negara tersebut ialah Dian Yuli Novi. Kemudian keterlibatan perempuan dalam aksi teror juga terjadi pada tahun 2021 saat Zazkia Aini menyerang Mabes Polri.

Nurwakhid menegaskan BNPT telah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk direkrut dan dijadikan sebagai pengantin oleh kelompok teroris.

Dalam jaringan teroris, perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir.

Baca Juga: Ada Dua Kemungkinan Misi Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres

"Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang tren baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan," ujar dia.

BNPT telah berupaya meminimalisir keterpaparan perempuan dalam jaringan dan aksi terorisme, dengan cara melibatkan perempuan sebagai agen perdamaian. Kaum ibu harus diberikan pencerahan karena kelompok tersebut dijadikan salah satu sasaran potensial oleh jaringan terorisme. (Sumber: Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI