![Adik Brigadir J, Mahareza Rizky memberikan kesaksian dalam sidang dengan terdakwa Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022). [Suara.com/M Yasir]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/25/64529-adik-brigadir-j-mahareza-rizky.jpg)
Gelegat Mencurigakan Deden di Hari Kematian Yosua
Nama Daden juga sempat disebut adik Yosua, Mahareza Rizky atau Reza saat bersaksi di persidangan. Reza menyebut Daden sempat meneleponnya pada 8 Juli 2022 sekitar pukul 19.00 WIB atau setelah Yosua dibunuh. Namun, saat itu Reza belum mengetahui ihwal peristiwa pembunuhan Yosua.
“Kamu di mana?’ Saya jawab di kosan, dekat Saguling (rumah pribadi Ferdy Sambo),” tutur Reza menceritakan isi percakapan telepon dengan Daden.
Dalam sambungan telepon itu, Daden menurut Reza bertanya apakah dirinya membawa senjata api. Reza kemudian menjawab bahwa dirinya tidak membawa senpi. Setelah mendengar jawaban itu Daden pun memerintahkan Reza untuk datang ke Biro Provos Divisi Propam Mabes Polri.
Namun, Reza saat itu tidak langsung ke Biro Provos Divisi Propam Mabes Polri. Dia terlebih dahulu mengambil pakaian dinas harian atau PDL di laundry.
Di tengah perjalanan ke laundry, Reza pun menyempatkan diri menemui Daden di rumah pribadi Ferdy Sambo di Saguling III, Pancoran, Jakarta Selatan. Saat itu Daden kembali bertanya soal senjata api kepadanya.
“Dia tanya lagi saya bawa senpi atau tidak? Dia langsung geledah sampai kaki, dan beliau (Daden) minta buka jok motor,” ungkap Reza kepada hakim.
Reza sempat curiga dengan tingkah laku atau gelegat Daden. Namun, dia tidak mengira bahwa Yosua ternyata telah tewas dibunuh di hari itu.
"Di situ saya sudah curiga, tapi saya belum tahu apa-apa,” jelasnya.