Meradang! AS Peringatkan Rusia Jika Nekat Gunakan 'Bom Kotor' Di Ukraina

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 25 Oktober 2022 | 13:10 WIB
Meradang! AS Peringatkan Rusia Jika Nekat Gunakan 'Bom Kotor' Di Ukraina
Asap hitam mengepul dari kebakaran akibat sebuah truk yang meledak di jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea dan Rusia di semenanjung Kerch, Sabtu (8/10/2022). [Foto oleh AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat pada Senin (24/10) memperingatkan Rusia bahwa mereka bakal menanggung "konsekuensi serius" jika menggunakan "bom kotor" atau senjata nuklir lainnya terhadap Ukraina.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa seandainya Rusia menggunakan perangkat nuklir rakitan melawan Ukraina, itu "tentu saja akan menjadi salah satu contoh lain dari kebrutalan Presiden (Vladmir) Putin."

"Jika ia menggunakan apa yang disebut 'bom kotor', akan ada konsekuensi untuk Rusia, apakah itu menggunakan bom kotor atau bom nuklir," kata Price kepada awak media. Jubir tidak membeberkan respons seperti apa yang sedang dipertimbangkan oleh AS.

Bom kotor menggabungkan bahan peledak konvensional dengan material radioaktif yang mampu menyebar ke semua daerah setelah meledak.

Baca Juga: Apa Itu Bom Kotor dan Mengapa Rusia Menuduh Ukraina Bisa Menggunakannya?

Rusia menuding Ukraina sedang bersiap menggunakan perangkat semacam itu, sebuah klaim yang dibantah Negara Barat. Mereka berpendapat bahwa bisa saja klaim itu sebagai topeng Kremlin untuk menggunakan bom kotor.

AS, Prancis dan Inggris secara tegas membantah tudingan itu. Lewat pernyataan bersama ketiga negara menyebutkan bahwa menteri pertahanan mereka melalui telepon telah "menjelaskan" ke Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu "bahwa kami semua menolak tudingan palsu Rusia yang secara terang-terangan mengatakan bahwa Ukraina sedang bersiap menggunakan bom kotor di wilayahnya sendiri."

"Dunia akan melihat semua segala upaya untuk memanfaatkan tudingan ini sebagai dalih untuk eskalasi. Kami kemudian menolak dalih apa pun untuk eskalasi dari Rusia," katanya. (Sumber: Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI