Soal Penggunaan 'Bom Kotor', AS Ingatkan 'Konsekuensi' bagi Rusia

Diana Mariska Suara.Com
Selasa, 25 Oktober 2022 | 11:56 WIB
Soal Penggunaan 'Bom Kotor', AS Ingatkan 'Konsekuensi' bagi Rusia
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price. (Manuel Balce Ceneta / POOL / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat mengingatkan Rusia bahwa akan ada “konsekuensi serius” jika negara itu memutuskan menggunakan “bom kotor” atau senjata nuklir lainnya dalam perang melawan Ukraina.

Dalam pernyataannya pada Senin (24/10), juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan bahwa apabila Rusia menggunakan perangkat nuklir rakitan dalam perang, maka itu akan menjadi “contoh lainnya dari kebrutalan Presiden [Vladmir)] Putin”.

"Jika ia menggunakan apa yang disebut 'bom kotor', akan ada konsekuensi untuk Rusia, baik untuk penggunaan bom kotor atau bom nuklir," kata Price kepada awak media, seperti dikutip dari Antara.

Namun, ia tidak mengungkapkan respons seperti apa yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah AS.

Dirty bomb, atau bom kotor, merupakan gabungan antara bahan peledak konvensional dengan material radioaktif yang, setelah meledak, mampu menyebar luas ke daerah yang menjadi target.

Rusia sebelumnya menuding Ukraina sedang bersiap menggunakan perangkat semacam itu. Namun, negara-negara Barat membantah tuduhan tersebut dan berpendapat bahwa terdapat kemungkinan Kremlin menggunakan klaim itu sebagai topeng untuk merencanakan serangan dengan bom kotor.

AS, Prancis, dan Inggris secara tegas membantah tudingan itu. Melalui sebuah pernyataan bersama, ketiganya menyebut bahwa menteri pertahanan mereka melalui telepon telah "menjelaskan" ke Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu "bahwa kami semua menolak tudingan palsu Rusia yang secara terang-terangan mengatakan bahwa Ukraina sedang bersiap menggunakan bom kotor di wilayahnya sendiri”.

"Dunia akan melihat segala upaya untuk memanfaatkan tudingan ini sebagai dalih untuk eskalasi. Kami kemudian menolak dalih apa pun untuk eskalasi dari Rusia," sebut pernyataan itu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI