Suara.com - Irjen Teddy Minahasa dipindahkan ke tahanan narkoba Polda Metro Jaya, pada Senin (24/10/2022) malam ini. Dia sebelumnya ditahan di tempat khusus di Divisi Propam Polri.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyebut Teddy ditahan di Polda Metro Jaya dengan status tersangka. Sedangkan penahanan yang sebelumnya dilakukan merupakan bagian dari sanksi etik.
"Pengalihan dari patsus ke penahanan tersangka pidana penyalahgunaan narkoba," kata Dedi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (24/10/2022).
Dedi menyebut proses hukum terhadap Teddy akan ditangani oleh Polda Metro Jaya. Sedangkan Mabes Polri fokus menangani sanksi etiknya.
Baca Juga: Hotman Paris Resmi Jadi Kuasa Hukum Irjen Teddy Minahasa
"Proses penyidikannya fokus pidananya ditangani Polda Metro Jaya," katanya.
Naik Mobil Pajero
Pantauan Suara.com sekitar pukul 18.20 WIB Teddy tiba di Polda Metro Jaya. Dia dibawa menggunakan mobil Pajero Sport putih.
Setiba di lokasi, mobil yang membawa Teddy langsung bergegas masuk Gedung Direktorat Reserse Narkoba. Anggota yang berjaga langsung menutup pintu gerbang hingga menghalang-halangi kerja beberapa jurnalis yang meliputi.
"Tutup gerbangnya tutup," ujar salah satu anggota.
Di sisi lain, nampak Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Mukti Juharsa. Dia hanya tersenyum ketika sejumlah jurnalis meminta Teddy ditampilkan seperti tersangka kasus narkoba pada umumnya.
Siap Diuji di Pengadilan
Dalam perkara ini, penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya telah menetapkan Teddy bersama empat anggota polisi lainnya sebagai tersangka. Mereka, yakn anggota Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat Aipda AD, Kapolsek Kalibaru Polres Pelabuhan Tanjung Priok Kompol KS, anggota Polres Pelabuhan Tanjung Priok Aiptu J, mantan Kapolres Bukittinggi AKBP Doddy Prawira Negara.
Selain mereka, ada enam tersangka lainnya dari masyarakat sipil. Keenam tersangka tersebut di antaranya HE, AR, L, A, AW, dan DG.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menegaskan penetapan tersangka Teddy dan lainnya telah sesuai dengan prosedur sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP.
"Ini bisa diuji dalam peradilan, jadi penetapan tersangka ini sudah melalui proses yang panjang khususnya gelar perkara, pembuktian dengan minimal menggunakan dua alat bukti sesuai dengan pasal 184 KUHAP, dan ini sudah dimiliki oleh penyidik dari Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya," jelas Zulpan kepada wartawan, Rabu (19/10/2022).