Perkuat Sistem Transportasi Jakarta demi Kenyamanan Mobilitas Warga

Senin, 24 Oktober 2022 | 13:01 WIB
Perkuat Sistem Transportasi Jakarta demi Kenyamanan Mobilitas Warga
Potret Stasiun Palmerah dari atas. (Dok: Pemprov DKI Jakarta)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Transportasi adalah hal yang penting dalam kehidupan masyarakat urban. Karenaitu, Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia perlu memiliki sistem transportasi yang mendukung aktivitas warganya. Demi menunjang keberhasilan sistem transportasi di Jakarta, perlu integrasi beragam moda transportasi yang sudah ada dan kolaborasi dengan berbagai pihak.

"Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat, menciptakan kondisi dan situasi lalu lintas yang tertib, serta aman. Dan ini harus dipersiapkan dengan baik. Seluruh aspek keamanan, ketertiban, kelancaran, dan kenyamanan berlalu lintas bagi masyarakat serta pengguna jalan merupakan hal penting yang harus dikoordinasikan secara profesional dan terukur dengan berbagai pihak terkait," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Senin (24/10), dalam acara Apel Bersama Penanganan Kemacetan Lalin di Jakarta. 

Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk menghadirkan pelayanan transportasi yang terintegrasi, untuk memudahkan aktivitas dan mobilitas warga, sekaligus mendorong penyelenggaraan transportasi yang berkelanjutan.

"Hal ini tidak hanya menghadirkan infrastruktur yang mengintegrasikan transportasi antarmoda, tetapi juga integrasi layanan ticketing, pengurangan u-turn, hingga penerapan jalan satu arah pada jam-jam tertentu adalah beberapa upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk penanganan kemacetan lalu lintas dalam dua tahun ke depan," jelas Heru.

Baca Juga: Berkolaborasi Hadirkan Jakarta yang Nyaman bagi Warganya

Pj Gubernur Heru juga memperkuat kolaborasi dengan Pemerintah Pusat dalam integrasi transportasi. Heru yang baru dilantik sebagai Pejabat Gubernur DKI Jakarta pada Senin (17/10) ini menyambangi kantor Kementerian BUMN di Jakarta Pusat, untuk bertemu Menteri Erick Thohir, pada Rabu (19/10).

Kolaborasi antara DKI Jakarta dengan Pemerintah Pusat perlu diperkuat, agar sarana mobilitas warga bisa tersambungkan secara total.

"Saya meminta waktu kepada Pak Menteri BUMN untuk mengintegrasikan transportasi publik secara menyeluruh. Ini sudah ada tahapannya. Dari sisi kami (Pemprov DKI), akan dilakukan pembahasan secara mendalam. Setelah itu, baru kita diskusikan kembali bersama BUMN," ujar Heru.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, tujuan kolaborasi ini perlu dilakukan secepat mungki,n mengingat berbagai sistem transportasi umum di berbagai kota besar dunia sudah memiliki satu sistem payung hukum, sehingga mobilitas warga menjadi teratur.

"Kita bisa mencontohkan banyak negara, seperti Inggris dan Singapura, ketika memiliki transportasi publik yang bersinergi secara total. Sebenarnya kita (di Jakarta) sudah terjadi (integrasi). Namun, kita harus dorong lagi, agar bisa menjadi satu kesatuan dengan satu sistem dan satu payung hukum," ucap Erick.

Baca Juga: Arti Logo LRT Jabodebek Hasil Logo Design Competition

Penataan Stasiun

Halte transjakarta yang terintegrasi. (Dok: Pemprov DKI Jakarta)
Halte transjakarta yang terintegrasi. (Dok: Pemprov DKI Jakarta)

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan, sebagai Ibu Kota, Jakarta harus memperhatikan sarana moda transportasi umumnya, termasuk tempat yang menjadi titik temu antara penumpang dan modanya, yaitu kawasan stasiun. Pasalnya, KRL dan MRT merupakan salah satu opsi transportasi publik yang banyak dipilih oleh masyarakat sebagai alat bermobilitas.

"Kawasan stasiun ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam integrasi transportasi umum di Jakarta. Tentu ini menjadi tanggung jawab Pemprov DKI juga untuk selalu memperbaharui kawasan stasiun dengan kebutuhan masyarakat," tuturnya.

Ada 16 stasiun yang direvitalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta, yakni Juanda, Tanah Abang, Pasar Senen, Sudirman, Manggarai,mTebet, Palmerah, Gondangdia, Jakarta Kota, Cikini, Pasar Minggu, Duren Kalibata, Karet, Klender, Grogol, dan Gambir. 

Penataan 16 stasiun tersebut terbagi dalam empat tahap. Dalam prosesnya, penataan kawasan stasiun ini ada yang masih berlangsung, tetapi ada juga yang telah selesai pengerjaan revitalisasinya.

Menurut Syafrin, penataan kawasan stasiun ditujukan agar semua aktivitas yang dijalankan, baik saat pengguna mengunjungi stasiun atau pergi, merasakan pengalaman yang menyenangkan. Dengan kata lain, penataan kawasan stasiun untuk mengintegrasikan berbagai moda transportasi umum yang ada di Ibu Kota, yakni kereta rel listrik (KRL) Commuter Line, kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, kereta Light Rel Transit (LRT) Jakarta, Transjakarta, Mikrotrans, dan angkutan umum lainnya.

"Intinya, upaya kami menata kawasan stasiun tak lepas dari semangat Jakarta yang ingin membuat transportasi publiknya terintegrasi. Yang berarti warga DKI Jakarta dapat menggunakan beragam moda transportasi publik, seperti TransJakarta dan Commuter Line, dalam suatu simpul transportasi seperti stasiun," urainya.

Karena itu, penataan kawasan stasiun meliputi merapikan tempat pejalan kaki, lokasi pedagang kaki lima (PKL), tempat berhenti angkutan umum, sampai lahan sekitar stasiun, sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI