Sempat Cuci Darah Sebanyak 4 Kali, Seorang Balita di Kebon Jeruk Meninggal Diduga Gagal Ginjal Akut

Senin, 24 Oktober 2022 | 10:30 WIB
Sempat Cuci Darah Sebanyak 4 Kali, Seorang Balita di Kebon Jeruk Meninggal Diduga Gagal Ginjal Akut
Ilustrasi dokter mengecek kondisi pasien anak penderita gagal ginjal akut. [ANTARA FOTO/Ampelsa/hp].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang balita berinisial AA (2) di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, meninggal dunia diduga akibat gagal ginjal akut, pada Jumat (23/9/2022) lalu. Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, AA sempat dilakukan cuci darah sebanyak 4 kali.

Ayah AA, Iinga Syahputra mengatakan sebelum meninggal dunia, buah hatinya sempat batuk pilek pada awal September lalu. Saat itu, Lingga sempat membawa AA ke Puskesmas.

“Setelah di Puskesmas dikasih obat biasa paracetamol, batuk pilek,” kata Iing, saat dihubungi, Senin (24/10/2022).

Namun usai dari Puskesmas, kondisi AA tidak kunjung membaik. Setelah 3 hari, AA kembali dibawa lagi oleh sang bunda ke Puskesmas.

Baca Juga: Bentuk Tim Gabungan Polri Bakal Usut Impor Bahan Obat Sirop Penyebab Kasus Ginjal Akut Misterius

Saat itu, kata Iing, istrinya diberikan dua pilihan. Rujukan ke rumah sakit, atau kembali diberikan obat. Akhirnya, istri Iing saat itu, memilih untuk diberikan obat kembali.

Dokter Puskesmas kemudian memberikan AA antibiotik sirup. Bukan membaik AA malah sesak napas.

“Dikasihlah sirup juga, antibiotik sirup setelah itu sorenya sesak napas. Sesak nafas sampai malam, dia enggak bisa tidur sampai pagi,” katanya.

Usai tidak bisa terpejam, hingga pagi. Kondisi AA makin diperburuk dengan nafsu makannya yang menurun. AA sama sekali tidak mau makan usai mengkonsumsi antibiotik cair dari Puskesmas.

“Siangnya makin sesak, gak mau makan akhirnya kita bawa ke IGD permata hijau di sana di cek darahnya juga terus dirontgen, akhirnya indikasi ada di infeksi paru-paru sama penurunan fungsi ginjal,” jelasnya.

Baca Juga: Menanti Gebrakan Polri Usut Tindak Pidana Impor Bahan Obat Sirup Di Kasus Gagal Ginjal Akut

Usai mengidap gejala penunuran fungsi ginjal, AA kemudian oleh tim dokter dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Setelahnya, ia langsung mendapat perawatan di ruang PICU (Ruang ICU anak).

Tim dokter sempat memberinya obat perangsang untuk buang air kecil, lantaran sejak kemarin AA tidak bisa buang air kecil. Meski telah mendapat perawatan intensif, kondisi AA tidak kunjung membaik, maka dari itu, tim dokter memutuskan AA untuk melakukan cuci darah.

“Cuci darah kedua itu agak mendingan agak membaik, setelah itu pindah ke ruang rawat. Nah selama dua hari di ruang rawat kondisinya menurun lagi,” jelasnya.

Kemudian saat cuci darah ketiga, AA sempat terlambat sehari. Akibatnya, AA sempat tidak sadarkan diri, dan jantungnya terhenti. Tim medis sempat memasukan selang ke paru-paru AA, untuk memompanya.

“Setelah itu ada cuci darah ke empat dalam keadaan gak sadar setelah itu menurun aja kondisinya makin memburuk sampai akhirnya Jumat (23/9/2022) jam 2 siang meninggal,” bebernya.

Tim dokter saat itu, kata Iing, sempat menyebut jika AA mengidap gagal ginjal akut. Namun, hingga saat ini, belum diketahui penyebab gagal ginjal tersebut.

“Belum diketahui yang ini tuh, belum ketahuan. Kalo gagal ginjal biasa kan ketahuan karena apa,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI