Suara.com - Dengan alasan ingin fokus mendukung Anies Baswedan maju ke pemilihan presiden 2024, Surya Tjandra menyatakan diri mundur dari kader Partai Solidaritas Indonesia.
Surya Tjandra seorang mantan makil menteri agraria dan tata ruang.
Ketua Umum PSI sudah mempersilakan kader yang tidak sejalan dengan partai untuk mundur dan PSI menghormati pilihan politik mereka.
Surya Tjandra mengatakan dia ingin membantu Anies Baswedan sampai tuntas.
Baca Juga: Kader PDIP Ganjar Pranowo Sebut Anies Baswedan Cebong, ke Refly Harun: Pasti Digebuki
"Memang untuk urusan agraria dan tata ruang pak Anies menonjol. Dalam konteks itu saya merasa dia bisa didukung dan bisa jadi presiden yang baik kalau nanti kepilih," kata Surya Tjandra, baru-baru ini.
Anies Baswedan, mantan gubernur Jakarta, kini menjadi bakal calon presiden yang didukung Partai Nasional Demokrat.
Anies sebagai bakal calon presiden disebut oleh sejumlah kalangan bakal menjadi pesaing ketat tokoh yang selama ini hampir mendominasi hasil survei.
Surya Tjandra meyakini Anies Baswedan layak menjadi seorang presiden.
"Saya merasa memang beliau yang paling cocok yang bisa melakukan apa yang bisa dikerjakan," tuturnya.
Baca Juga: Terpopuler: Lesti Kejora Didepak dari Juri D Academy, Kengerian Christian Rudolf Pembunuh Icha
Surya Tjandra menyebut Anies Baswedan membutuhkan tim pemenangan yang kuat.
"Pak Anies ini perlu tim yang kuat, yang bisa kerja, bisa memberi perspektif. Karena kan banyak, nanti akan jadi plural dukungannya," kata dia.
Sikap Surya Tjandra berseberangan dengan PSI yang sudah mendeklarasikan Ganjar Pranowo menjadi bakal calon presiden dan Zannuba Arrifah Chafsoh atau Yenny Wahid -- putri mendiang Gus Dur -- sebagai bakal calon wakil presiden.
Surya Tjandra memilih jalan politik sendiri dan menyadari bahwa dalam demokrasi, perbedaan sikap merupakan hal yang wajar.
"Buat saya bagian dari proses demokratis. Nanti kan kalau memang dibutuhkan bisa ada diskusi, tabayyun," katanya.
Ketua Umum PSI Giring Ganesha menegaskan kader PSI yang tidak mendukung sikap resmi PSI dipersilakan mundur.
"Ya pasti harus keluar dong (jika ada kader tak satu suara dukung Ganjar-Yenny). Ya kan kita respect dong pilihan-pilihan orang misalnya nggak sejalan nggak apa-apa tapi kan ini pilihan partai," kata Giring di Jakarta.
"Kalau sebelum tanggal 3 Oktober kita masih it's okay-lah itu pribadi mereka. Tapi kalau sekarang udah nggak bisa. Siapapun di luar dari pilihan calon presiden di luar Ganjar dan Mbak Yenny terpaksa seleksi ideologi," katanya.
Giring menyadari dalam dunia politik bisa berlainan pandangan. Dia sudah tahu ada kader yang mendukung calon di luar yang didukung PSI. [rangkuman laporan Suara.com]