Suara.com - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin baru-baru ini mendapatkan pertanyaan tak terduga dari seorang santriwati. Momen menarik ini terjadi saat Ma'ruf Amin berdialog dengan para santri yang menerima beasiswa santri Badan Amil Zakat Nasional.
Dalam dialog itu, seorang santriwati bernama Nabila Khairunnisa bertanya apa rahasia Ma'ruf Amin sehingga bisa sukses dari seorang santri menjadi orang paling berkuasa nomor dua di Indonesia.
Ma'ruf Amin pun langsung menjawab pertanyaan santriwati yang berasal dari Pondok Pesantren Sulawesi Selatan tersebut. Ia mengakui bahwa menjadi wapres merupakan hal yang sama sekali tidak pernah dipikirkannya.
Selama ini, Ma'ruf Amin sama sekali tidak pernah bermimpi atau memikirkan kelak akan menjadi seorang wakil presiden. Menurutnya, ia bisa menjadi seorang wapres karena sudah kehendak Allah.
Baca Juga: Santri Harus Berperan Jaga NKRI di Tahun Politik, Maruf Amin: Jangan Sampai Ada Fanatisme Capres
"Saya menjadi Wapres itu enggak diperkirakan. Nah itu memang sudah kehendak Allah," kata Ma’ruf Amin di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).
Dalam kesempatan ini, Ma'ruf turut berbagi perjalanan hidupnya, mulai dari menjadi seorang petinggi partai politik hingga akhirnya menjadi kiai.
Selama menjadi politisi, Ma'ruf Amin justru mengatakan dirinya tidak pernah menjadi apa-apa. Dia justru bisa menjadi wapres setelah berada di jalur kiai.
Diungkapkan pula bahwa dia diminta menjadi Wapres saat menjadi kiai, bukan saat menjabat petinggi partai politik. Saat tidak berhubungan dengan kekuasaan itulah dirinya bisa menjadi wapres.
"Saya pernah menjadi politisi, saya pernah menjadi pimpinan tertinggi dari suatu parpol. Akan tetapi, ketika itu saya tidak menjadi apa-apa," cerita Ma'ruf Amin.
Baca Juga: Wapres Maruf Wanti-wanti Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Anak Tak Beredar Lagi di Pasaran
"Akhirnya saya (menjadi wapres) justru (ketika berada) di jalur kiai, dan tidak ada hubungannya dengan urusan kekuasaan," tambahnya.
Ma'ruf Amin turut menceritakan detik-detik dirinya dipilih menjadi wapres. Kala itu, ia sedang menduduki puncak kepemimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pada saat puncak kepemimpinan dalam bidang keagamaan itulah, Ma'ruf dibuat terkejut karena diminta menjadi wakil presiden.
Oleh karena itu, Ma'ruf meyakini bahwa apabila Allah berkehendak apa pun dapat terjadi, termasuk memegang kekuasaan tertinggi nomor dua di Indonesia.
Sebelum mengakhiri dialognya dengan santri, Ma'ruf Amin turut memberikan pesan kepada santriwati tersebut. Ia meminta sang santriwati untuk fokus mengejar ilmu dan berjuang di jalur mana pun yang dikehendaki Allah, serta senantiasa meluruskan niat di jalan Allah. [ANTARA]