Fakta Mengerikan Rudolf Tobing: Dideportasi dari AS, Bunuh Icha dan Incar Korban Lain

Sabtu, 22 Oktober 2022 | 13:56 WIB
Fakta Mengerikan Rudolf Tobing: Dideportasi dari AS, Bunuh Icha dan Incar Korban Lain
Christian Rudolf Tobing (36), tersangka pembunuh wanita terbungkus plastik di kolong tol Becakayu. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus penemuan jasad terbungkus plastik di kolong Tol Becakayu, Bekasi, Jawa Barat perlahan semakin terungkap. Aksi itu dilakukan oleh pria bernama Christian Rudolf Tobing.

Dalam kasus itu, diketahui Rudolf Tobing membunuh korbannya yang bernama Icha (26 tahun) di apartemen Green Pramuka, Jakarta Timur. Ia lalu membungkus jasad korban dengan plastik dan lakban berwarna hitam.

Aksi mengerikan pelaku terekam saat membawa jasad tersebut dengan menggunakan troli. Dalam rekaman kamera CCTV, terlihat pelaku sempat senyum-senyum pada orang yang ditemui di dalam lift.

Ia lalu membawa jenazah korbannya dengan mobil dan membuangnya di kolong Tol Becakayu. Setelah berhasil menangkap pelaku pada Senin (17/10/2022) lalu, kepolisian langsung mendalami kasus tersebut.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Wanita di Apartemen Bekasi Terungkap

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan kepolisian dari sejumlah saksi dan bukti, polisi menemukan fakta-fakta baru dalam kasus tersebut.

Apa saja fakta-fakta tersebut? Berikut ulasannya.

Rekam jejak Rudolf Tobing

Rudolf, pelaku pembunuhan terhadap Icha diketahui diduga merupakan seorang pendeta di salah satu gereja. Hal tersebut diungkapkan oleh Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Panjiyoga Indrawienny.

Menurut AKBP Panjiyoga, dugaan pelaku seorang pendeta muncul dalam pemeriksaan, di mana Rudolf mengaku pernah menjadi pelayan gereja.

Baca Juga: Sosok Pembunuh yang Umbar Senyum di Lift Ternyata Seorang Pendeta Muda, Bunuh Korban karena Sakit Hati

Selain mengaku sebagai pelayan gereka, menurut AKBP Panjiyoga, Rudolf juga mengaku bekerja sebagai terapis anak-anak berkebutuhan khusus.

Rudolf ternyata juga sempat menempuh pendidikan di Amerika Serikat, namun akhirnya dideportasi dari negeri Paman Sam tersebut

"Tersangka pernah kuliah di Amerika, namun dipulangkan karena pelaku dideportasi dan melanjutkan sekolah teologi dan lulus tahun 2015," ungkap Panjiyoga.

Aksi pembunuhan berdarah dingin 

Setelah didalami, terungkap bahwa Rudolf berencana membunuh dua orang lainnya. Menurut AKBP Panjiyoga, setelah membunuh Icha, pelaku juga mengincar dua orang lagi.

Namun hal tersebut dapat dicegah, sebab setelah membunuh Icha, Rudolf langsung dibekuk oleh kepolisian.

"Targetnya ada tiga orang. Salah satu target itu pernah berteman dengan korban dan akhirnya bermusuhan," ujar Panjiyoga, Jumat (21/10/2022).

AKBP panjiyoga lalu melanjutkan, alasan pelaku ingin membunuh tiga orang tersebut karena dilatari perasaan sakit hati.

Kepada polisi, Rudolf juga mengaku tidak menyukai Icha dan dua calon korban lainnya. Menurut AKPB Panjiyoga, awalnya Rudolf berteman dengan tiga orang tersebut, namun ia berbalik membencinya karena merasa sudah dikhianati.

Dalam rekaman kamera CCTV di dalam lift di Apartemen Green Pramuka, pelaku terlihat tersenyum saat hendak membuang korbannya.

Dan ternyata senyuman tersebut menyimpan sebuah makna, di mana pelaku merasa puas karena telah berhasil membunuh korbannya. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.

"Pelaku itu merasa bahwa target korban telah selesai dieksekusi dan pelaku merasa senang," ujar Hengki, Jumat (21/10/2022).   

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI