Kenapa Liz Truss Mundur? Sebulan Jadi PM Inggris, Badai Politik-Ekonomi Tak Kunjung Reda

Rifan Aditya
Kenapa Liz Truss Mundur? Sebulan Jadi PM Inggris, Badai Politik-Ekonomi Tak Kunjung Reda
Perdana Menteri Inggris Liz Truss (GOV.UK)

Kenapa Liz Truss mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris padahal baru sebulan menjabat? Simak perkiraan alasannya di artikel ini!

Suara.com - Perdana Menteri Inggris yang baru saja menjabat selama 45 hari, Mary Elizabeth Truss atau dikenal Liz Truss, menyatakan pengunduran dirinya. Hal ini cukup mengejutkan publik karena di masa jabatannya yang masih seumur jagung ini ia mengambil keputusan ini. Tapi kenapa Liz Truss mundur?

Sebenarnya jika melihat kondisi riil Inggris sendiri, banyak hal yang bisa menjadi penyebab Liz Truss mengundurkan diri. Beberapa penyebab yang bisa menjadi alasan utama kenapa Liz Truss mundur, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Tuntutan dari Berbagai Pihak

Tuntutan dari  berbagai pihak padanya untuk mundur dinilai menjadi faktor utama keputusan ini diambil. Bahkan tuntutan ini tidak hanya datang dari lawan politiknya, tapi juga datang dari orang dalam kabinetnya sendiri .

Baca Juga: Menaksir Kekayaan Tony Blair, Eks PM Inggris Jadi Dewan Pengawas Danantara

Ia menyatakan tidak bisa meneruskan mandat yang membuatnya terpilih oleh Partai Konservatif. Meski begitu ia menyatakan juga bahwa akan tetap memimpin Inggris hingga penggantinya terpilih nanti.

2. Krisis Tak Henti yang Dialami Inggris

Penyebab kedua yang diduga jadi alasannya mundur adalah kondisi Inggris yang terus berada di dalam krisis. Publik menilai kondisi Inggris tidak membaik dalam 45 hari masa jabatan Liz Truss, sehingga muncul penilaian yang kurang memuaskan dari publik secara luas.

3. Kesalahan Kebijakan

Pada beberapa waktu yang lalu, Liz Truss bahkan secara terbuka menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan kebijakan yang diambilnya. Kebijakan ini membuat banyak investor dari luar negeri memutuskan untuk angkat kaki, sehingga menyebabkan krisis semakin buruk bahkan mengalami ancaman resesi ekonomi.

Baca Juga: Starmer: Pasukan Inggris Siap Dikerahkan ke Ukraina demi Keamanan Eropa

Salah satu strategi yang dianggap kurang tepat adalah memangkas tarif pajak hingga 45%, dengan tujuan meningkatkan pinjaman pemerintah. Atas keputusan ini, Bank Sentral Inggris melakukan intervensi untuk mencegah dana pensiun terseret dalam kekacauan tersebut.