Suara.com - Masjid Jakarta Islamic Center yang berada di Kramat Jaya, Koja, Jakarta terbakar hebat pada Rabu (19/10/22). Kebakaran itu sampai meruntuhkan kubah megahnya sekitar pukul 15:00 WIB.
Diduga, kebakaran ini disebabkan oleh renovasi yang dilakukan oleh kontraktor di bagian plafon kubah. Namun akibat kelalaian, hampir semua bagian masjid terbakar hingga kubahnya ambruk. Hingga saat ini, pihak berwajib masih mendalami kebakaran ini.
Sebelum kebakaran terjadi, masjid Jakarta Islamic Center ini merupakan salah satu pusat pembelajaran agama Islam di Jakarta, terkhusus para warga sekitar Koja. Bukan hanya masjid, wilayah Jakarta Islamic Center ini menjadi lembaga untuk pengkajian dan forum komunikasi muslim yang terbesar di Jakarta.
Tak banyak yang tahu bahwa sebelum menjadi pusat pembelajaran Islam, wilayah JIC ini dahulunya merupakan bekas lahan prostitusi terbesar di Asia Tenggara pada tahun 1970-1999.
Baca Juga: Teuku Wisnu Berduka Jakarta Islamic Center Terbakar: Selain Masjid Juga, Jadi Lembaga Kajian
Wilayah ini dahulunya disebut Kramat Tunggak dan menjadi tempat para pekerja seks komersial (PSK) mencari uang dari profesi mereka. Lokasi itu kemudian menjadi masjid setelah mendapatkan rehabilitasi sosial oleh Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin yang melakukan lokalisasi di daerah tersebut.
Kawasan prostutusi Kramat Tunggak ini mulai mendapat perhatian pemerintah saat Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mulai merencanakan untuk mengubah fungsi wilayah ini. Ia melakukan perbaikan tata kota, termasuk wilayah Kramat Tunggak.
Desakan untuk penutupan Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak awalnya mulai mencuat dari masyarakat.
Itu membuat pemerintah setempat mengeluarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No.495/1998 yang menyatakan bahwa panti sosial tersebut harus ditutup paling lambat di akhir Desember 1999.
Hingga pada 31 Desember 1999, Lokres Kramat Tunggak resmi ditutup. Pembebasan lahan pun dilakukan, namun banyak saran dari berbagai pihak untuk segera membangun kembali bangunan di daerah tersebut agar memiliki manfaat.
Baca Juga: Dramatis! Beredar Video Pengamanan Al Quran di Masjid Raya Jakarta Islamic Center Saat Kebakaran
Ide dari Gubernur DKI Jakarta kala itu, H. Sutiyoso untuk membangun Islamic Center pun disetujui. Setelah melewati banyak tahap, akhirnya pada tahun 2001, Jakarta Islamic Center pun mulai dibangun.
Pembangunan Jakarta Islamic Center itu memakan biaya hingga Rp 700 miliar, di mana dana itu untuk membangun masjid dan berbagai bangunan pendukung lainnya di sekitarnya.
Gagasan Sutiyoso untuk membangun pusat peradaban Islam baru di Jakarta ini didukung oleh banyak pihak, termasuk para akademisi dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta dan para ulama.
Bahkan, Sutiyoso sempat berguru kepada para arsitek dan ahli bangunan untuk merancang master plan Jakarta Islamic Center. Adapun ahli bangunan itu dari berbagai negara yang juga memiliki Islamic Center.
Pembangunan JIC tersebut dilakukan kurang lebih selama 2 tahun dan diresmikan oleh Gubernur Sutiyoso pada Maret 2003 lalu. Jakarta Islamic Center pun menjadi salah satu pusat peradaban Islam di Asia Tenggara dan mendapat perhatian dari banyak orang yang ingin mendalami agama Islam.
Kontributor : Dea Nabila