Suara.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan, pemerintah bakal merobohkan Stadion Kanjuruhan pasca terjadi tragedi berdarah yang menelan korban hingga 133 nyawa.
Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi saat berada di kompleks Istana Kepresidenan pada Selasa (18/10/22) lalu.
Mantan Wali Kota Surakarta ini menjelaskan bahwa Stadion Kanjuruhan akan dibangun ulang sesuai dengan standar FIFA.
"Stadion Kanjuruhan di Malang akan diruntuhkan dan kami bangun lagi sesuai dengan standar FIFA sebagai contoh standar stadion dengan fasilitas-fasilitas yang baik, menjamin keselamatan penonton dan pemain dan juga untuk suporter," kata Jokowi.
Usai bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, Presiden Jokowi juga mengatakan jika FIFA mengapresiasi langkah pemerintah untuk membangun kembali stadion ikonik di Malang itu sesuai standar FIFA.
Merespons adanya rencana perubuhan Stadion Kanjuruhan, pengamat politik, Rocky Gerung, menilai bahwa rencana tersebut bukanlah langkah yang tepat.
Saat ini yang terpenting adalah langkah untuk memulihkan batin masyarakat terutama masyarakat Malang yang begitu hancur usai peristiwa Kanjuruhan.
"Ada berita Presiden Jokowi akan merubuhkan Stadion Kanjuruhan. Lalu akan dibikin apa. Jadi memulihkan batin publik, batin masyarakat Malang itu bukan dengan janji infrastruktur lagi," kata Rocky seperti dikutip Suara.com melalui unggahan kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu (19/10/22).
Rocky lantas berujar bahwa seharusnya Jokowi menggelar tenda di depan Stadion Kanjuruhan, seperti yang dilakukan Jokowi pada saat mengunjungi IKN.
Baca Juga: APJII Dukung Rencana Investasi Infrastruktur Digital di IKN
Hal tersebut mungkin saja bisa membuat pemerintah dan pihak yang terlibat dalam tragedi bisa merasakan luka batin yang dirasakan masyarakat Malang.
Selain itu, mungkin saja hal tersebut bisa dilihat sebagai bentuk pengakuan kesalahan yang dilakukan pemerintah dan pihak lainnya.
"Jadi, kalau misal Pak Jokowi pernah buka tenda di IKN, coba buka tenda di Malang saja di Kanjuruhan. Menteri-menteri dibawa ke situ, polisi-polisi dibawa ke situ," terang Rocky.
Menurutnya, dalam penanganan insiden ini, pemerintah justru harus mengedepankan dan menampakan kejujuran batin. Bukan hanya soal infrastruktur.
"Pengakuan kesalahan itu ingin dilihat sebagai kejujuran dari batin. Kalau yang dipamerkan 'Udah, gampang nanti kita bongkar itu'. Tapi memanipulasi ingatan itu nggak bisa. Harus ada kejujuran," pungkasnya.