Suara.com - Dokter Tifa sempat mengeggerkan publik usai tudingan ijazah palsu milik Presiden Jokowi. Kini, dirinya menjadi sorotan lagi gara-gara mengaku menjadi teman masa kecil Anies Baswedan.
Hal itu disampaikan Dokter Tifa dalam podcast yang tayang di kanal YouTube 'Refly Harun'.
Dalam podcast itu, Dokter Tifa mengungkapkan sosok Anies Baswedan yang menjadi bakal capres dari Partai NasDem sewaktu muda.
Menurutnya, Anies sudah terlihat akan menjadi tokoh politik besar sedari kecil. Anies dinilai sudah seperti seorang pemimpin dengan segudang prestasi dan akan berkumpul dengan orang yang setipe (berprestasi) dengannya.
Baca Juga: Orang yang Benar-benar Pintar Biasanya Tidak Punya Teman Seperti Ini
Berdasarkan penuturannya, kecerdasan utama Anies terlihar dari sosoknya yang mampu melakukan persuasi terhadap orang untuk mengikuti arahannya.
Dokter Tifa juga menyebutkan bahwa kecerdasan Anies itu pun sudah ada dan diturunkan secara genetik dalam keluarganya.
"Kalau saya lihat itu genetik ya, genetik itu sebenarnya kan kalau kita lihat dari sejarah orang tuanya sampai ke kakeknya gitu. Dan itu given (pemberian tuhan) kita bisa create (buat) diri kita untuk menjadi seperti dia tapi dia sudah memiliki kelebihan," tutur Dokter Tifa dilihat Suara.com, Rabu (18/10/2022).
Dia juga berhasap bahwa kelebihan yang dimiliki seperti Anies dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Nah saya ingin, harapan saya sebenarnya orang yang memiliki kelebihan seperti Anies kan harusnya menggunakan itu untuk sebesar-besarnya kemanfaatan bagi sesama manusia kan harapan saya sih itu ya sebagai sahabat masa kecil,” tutupnya.
Baca Juga: Diduga, Ada Anies Baswedan di Balik Pernyataan Ganjar Siap Maju Pilpres 2024
Selain itu, Dokter Tifa mengaku kenal dengan Anies sedari kecil pun karena sama-sama berprestasi.
"Nah saya sama Anies ini temenan dari kecil karena kita sama-sama punya prestasi. Kemudian di SMP juga walaupun kita SMP-nya saling bersaing, dua SMP-nya beda ya tapi kita sudah saling kenal," tutur Dokter Tifa.
"Kemudian SMA-nya bareng, lalu kuliahnya beda jurusan lagi tapi kan kita udah menjadi semacam satu society,” tambahnya.