5 Fakta Tentang Sumpah Pemuda: Bunyi, Penulis, Tokoh yang Merumuskan dan Sejarahnya

Rifan Aditya Suara.Com
Rabu, 19 Oktober 2022 | 10:03 WIB
5 Fakta Tentang Sumpah Pemuda: Bunyi, Penulis, Tokoh yang Merumuskan dan Sejarahnya
5 Fakta Tentang Sumpah Pemuda: Bunyi, Penulis, Tokoh yang Merumuskan dan Sejarahnya - Sejumlah murid SD berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada tanggal 28 Oktober, Indonesia akan memperingati Hari Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda merupakan tanggal penting, karena merupakan hari di mana para pemuda berikrar untuk menyatukan bangsa Indonesia. Disamping itu, kita juga perlu tahu fakta tentang Sumpah Pemuda.

Pemuda menjadi salah satu bagian penting dari perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masanya. Buat Anda yang belum  tahu beberapa fakta tentang Sumpah Pemuda, silahkan baca fakta-fakta Sumpah Pemuda berikut ini. 

1. Di Deklarasikan di Batavia

Sumpah Pemuda dulu dideklarasikan di kota Batavia, sekarang bernama Jakarta. Sumpah Pemuda merupakan hasil dari keputusan kongres Pemuda Kedua yang dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928.

Bunyi Sumpah Pemuda menegaskan cita-cita dan bentuk bangsa Indonesia yang berupa tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia. 

2. Dirumuskan oleh Mohammad Yamin

Naskah Sumpah Pemuda yang diikarkan disetiap hari Sumpah Pemuda merupakan hasil rumusan dari Mohammad Yamin. Rumusan tersebut kemudian dibacakan oleh Soegondo dan dipaparkan oleh Yamin.

Selanjutnya disahkan menjadi Sumpah Pemuda. Pada saat pembacaan, rumusan tersebut belum memiliki judul atau nama. Penyebutannya sebagai Sumpah Pemuda baru didapatkan beberapa hari setelah kongres. Namun, nama Sumpah Pemuda dan tanggal peringatan ditetapkan sesuai dengan tanggal pembacaan ikrar, yakni pada 28 Oktober.

3. Ditulis mengggunakan ejaan lama

Baca Juga: Sumpah Pemuda 2022 Tanggal Berapa? Apakah Diperingati sebagai Tanggal Merah?

Penulisan ikrar Sumpah Pemuda dalam tiga butir menggunakaan ejaan lama yang disebut van Ophyusen, yang merupakan ejaan untuk menuliskan kata-kata Melayu berdasarkan model yang dipahami oleh orang Belanda. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI