Suara.com - Hugh Schofield, BBC News, Paris
Warga Paris dikejutkan oleh pembunuhan mengerikan seorang perempuan muda berusia 12 tahun. Jasadnya ditemukan berada di dalam sebuah kontainer yang diletakkan di lapangan gedung apartemennya pada Jumat lalu.
Peringatan: Artikel berisi konten yang dapat membuat pembaca merasa tidak nyaman.
Remaja itu, yang bernama Lola, pergi ke sekolah seperti biasa di hari itu.
Baca Juga: Fakta Pembunuhan Brigadir J, Bripka RR Sempat Sita Senjata Korban di Magelang
Ayahnya melapor kepada pihak berwajib setelah Lola tidak kembali ke kediaman mereka di sore hari.
Malam harinya, sebuah boks kontainer plastik transparan dengan jasad Lola di dalamnya, ditemukan di lantai dasar gedung apartemen berlantai 19 ini.
Ayah Lola bekerja sebagai penerima tamu di blok apartemen itu. Tubuh putrinya ditemukan tergencet di dalam kontainer tersebut, disembunyikan di balik barang-barang lain.
Kedua kaki dan tangannya diikat, dan dilaporkan terdapat luka di lehernya, meski hasil otopsi yang dilakukan di akhir pekan lalu menyimpulkan Lola meninggal karena kehabisan napas.
Di kakinya juga tertempel dua kertas Post-it, salah satunya bertuliskan “0” dan yang lainnya “1”.
Baca Juga: Bukan Karena Uang 1 M, Kuasa Hukum Bharada E Sebut Ada Relasi Kuasa dalam Pembunuhan Brigadir J
Pada Sabtu pagi, polisi meringkus tersangka utama pembunuhan ini, seorang perempuan kelahiran Algeria berusia 24 tahun, yang diumumkan ke media bernama Dahbia B.
Perempuan tersebut teridentifikasi melalui rekaman video keamanan gedung, di mana dia terlihat memasuki pintu utama pada Jumat siang bersama dengan Lola.
Tak lama kemudian, dia kembali terlihat saat meninggalkan gedung sambil menarik kontainer dan bertingkah laku tak wajar di jalan. Seorang saksi mata mengatakan dia meminta pertolongan dengan menjanjikan imbalan uang dari “urusan penjualan organ”.
Meski begitu, polisi berkata mereka tidak yakin pengakuan ini adalah petunjuk yang serius. Teori yang paling mungkin, menurut mereka, adalah Dahbia B, yang tidak memiliki alamat pasti, secara psikologis tidak stabil dan perilakunya tampak “sembrono”.
Juga ditahan oleh polisi adalah seorang pria 43 tahun yang dipercaya mengangkut Dahbia dan kontainer tersebut dengan mobilnya.
Polisi menduga, setelah dibawa berkeliling ke pinggiran Paris oleh pria tersebut, Dahbia B kembali ke gedung apartemen - di mana saudara perempuannya juga tinggal di situ.
Di sana, kedua bersaudara tersebut dilaporkan ribut, sebelum Dahbia B pergi lagi - kali ini tanpa membawa kontainer. Dia menghabiskan malam di sebuah apartemen yang terletak di pinggiran Bois-Colomber, tempat ia dijemput oleh polisi di hari berikutnya.
Polisi telah membuka penyelidikan atas pembunuhan remaja 15 tahun yang diduga dilakukan dengan penyiksaan dan kebiadaban. Dahbia B akan ditempatkan di bawah penyelidikan pengadilan dan dalam tahanan.
Di sekolah Lola, pada Senin pagi, para siswa dan orang tua mereka terlihat berduka.
Menteri Pendidikan Pap Ndiaye dan Wali Kota Paris Anne Hidalgo telah mengunjungi sekolah, dan tim psikolog juga telah dikirim untuk memberikan konseling kepada para siswa.
“Anak perempuan saya menangis sepanjang akhir pekan, dia tidak bisa tidur sama sekali,” kata Gasmi, ayah dari dua anak, kepada koran Le Parisien. “Kita tidak bisa percaya lagi pada orang-orang di dekat rumah. Saya sangat khawatir akan anak-anak saya.”
“Perasaan saya campur aduk,” ujar seorang perempuan kepada koran yang sama. “Pagi ini saya mengikuti anak laki-laki saya sampai ke sekolah, saya berjalan beberapa meter di belakangnya. Untuk memastikan dia aman.
“Mulai sekarang saya akan mengantarkan dan menjemput dia ke sekolah setiap hari. Jika dia selesai sekolah pukul setengah lima, saya akan pulang dari kantor jam empat. Ini tidak bisa ditawar-tawar.”
Brigitte Macron, istri presiden, berkata peristiwa ini adalah “tragedi yang benar-benar keji dan tidak dapat ditolerir.”